Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Raja bulu tangkis Malaysia, Lee Zii Jia, membawa mentalitas kembali lebih kuat atau 'Comeback Stronger' ke Olimpiade Paris 2024.
Lee Zii Jia akan tampil pada Olimpiade keduanya dengan menjadi wakil satu-satunya Malaysia dari sektor tunggal putra.
Pebulu tangkis berusia 26 tahun itu akan berlaga di Olimpiade tanpa mengikuti program Road To Gold bentukan Kemenpora Malaysia yang memilih mundur.
Lee menyatakan kegagalannya pada Olimpiade Tokyo akan menjadi pembelajaran untuk kembali lebih kuat.
Saat itu, Lee tampil perkasa pada fase grup dengan keluar sebagai juara grup untuk melaju ke babak 16 besar.
Namun, langkahnya seketika terhenti usai Lee ditumbangkan unggulan China, Chen Long dengan skor 21-8, 19-21, 5-21.
Baca Juga: Update Ranking BWF - Anthony Ginting Dikepung 3 Wakil Asia Tenggara, Ahsan/Hendra Turun 1 Tingkat
"Ini bukanlah hasil yang saya harapkan, tapi saya akan tetap mengambil hikmah dari pengalaman Olimpiade pertama saya," kata Lee Zii Jia dilansir BolaSport.com dari NST.
"Ini akan menjadi perjalanan yang panjang bagi saya. Masih banyak yang harus saya perbaiki."
"Itulah yang telah diajarkan oleh Olimpiade ini kepada saya."
"Kekalahan saya di Tokyo bukanlah akhir dari segalanya. Itu adalah pengalaman belajar yang baik bagi saya."
"Anda membutuhkan mental juara yang kuat untuk menjadi juara Olimpiade. Saya ingin kembali sebagai pemain yang lebih dewasa dan lengkap," ujar Lee percaya diri.
Istilah Comeback Stronger sebenarnya suatu ungkapan dukungan terhadap atlet yang kurang disenangi oleh direktur kepelatihan ganda BAM, Rexy Mainaky.
Rexy Mainaky pernah mengatakan mentalitas seperti itu justru membuat para atlet dimanjakan.
“Terkadang orang sering mengatakan untuk bangkit lebih kuat tapi kita tidak tahu bagaimana para pemain menafsirkannya," kata Rexy, pada bulan Desember 2023 lalu.
"Bukannya saya tidak menyukainya tapi terkadang, pemain perlu dikritik," ujarnya.
“Saya tidak ingin menjadi pelatih seperti orang tua yang sering mengatakan kepada anak-anaknya bahwa melakukan hal-hal buruk tidak apa-apa."
"Jika saya melakukan itu, saya sebenarnya 'membunuh' mereka secara perlahan," tuturnya.
"Sampai kapan mau dimanjakan? Kenapa bisa mengkritik pelatih tapi tidak pemainnya?," imbuh Rexy dengan tegas.
"Kita mengkritik pemain atas dasar cinta. Saya tidak menyalahkan netizen tapi seperti saya bilang, terkadang harus sedikit kasar."
"Kalau suporter sering bilang tidak ada masalah meski (aksinya) mengecewakan, tentu mereka akan merasa nyaman," lanjut Rexy.
"Apa yang diucapkan setiap hari, itu akan mempengaruhi mental mereka," kata Rexy.
Meski begitu, Lee Zii Jia tampaknya lebih tahu cara menafsirkan ungkapan dukungan 'comeback stronger'.
"Olimpiade pertama saya, di mana saya berani belajar, saya belajar tentang tanggung jawab, saya belajar dari pengalaman," tulis Lee melalui media sosial tim LZJ.
"Untuk belajar lebih lanjut, saya mengambil jalan yang berbeda dari yang lain. Dalam keinginan saya untuk belajar, saya juga belajar dari kegagalan."
"Saya masih terus belajar dan sekarang berani menguji apa yang telah saya pelajari. Mungkin untuk akhirnya mengetahui arti sebenarnya dari ketekunan dan tekad saya," ujarnya.