Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, angkat bicara soal target pemain keturunan baru untuk Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia mulai September 2024 mendatang.
PSSI selaku induk sepak bola Indonesia tentu tetap harus mempersiapkan diri.
Salah satunya adalah dengan menambah pemain keturunan.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga angkat bicara soal isu ini.
Pihaknya mengaku tetap ingin menambah jumlah pemain keturunan untuk bersedia membela Timnas Indonesia senior.
Tambahan pemain berkelas bakal menguntungkan Timnas Indonesia sebelum ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Ini juga satu hal apa ya. Kami juga ingin, siapa sih yang enggak ingin ada pemain baru kita dapatkan lagi," ujar Arya Sinulingga pada Selasa (9/7/2024) malam WIB.
"Mau dari mana pun itu ya, mau dari naturalisasi, mau dari lokal, ketika kita dapat stok baru, itu kan bagi kita sesuatu yang menguntungkan kita."
"Nah, mendapatkan stok baru ini kan ada prosesnya, gitu ya. Ini kan banyak banget, ini bagaimana, ini bagaimana, dan banyak, dan banyak banget," lanjutnya.
Arya meminta publik tetap percaya dengan PSSI soal tambahan pemain keturunan di Timnas Indonesia.
"Orang yang bicara, ini prosesnya udah bagaaimana? Sudah percayakan saja," ujar Arya.
"Toh, selama ini kan kami juga sudah melakukan langkah-langkah yang berbeda."
"Bahkan Verdonk aja satu hari bisa. Tapi kan kalaupun nanti enggak bisa, itu berarti memang enggak bisa."
"Bukan kita gak upaya. Kita upaya ini. Kita ada tim kita kerja di sana. Kan ada yang bilang-bilang. Yang ini sudah pasti mau nih."
"Sudahlah teman-teman, percaya sama kita saja. Bahwa kita akan mengerjakan yang terbaik. Jadi bukan gak mengerjakan yang terbaik. Pasti kami kerjakan baik. Kan tanya Paes begini. Itu ada tuh," lanjutnya.
Baca Juga: Anak Asuh Shin Tae-yong Tak Sabar Bertemu Pelatih Baru Persija, Siap Mainkan Sepak Bola Gaya Spanyol
Pihaknya mengaku tengah serius bertarung agar Maarten Paes bisa membela Timnas Indonesia.
"Enggak mungkin Paes itu enggak punya masalah tertentu di sananya, posisi regulasinya. Sehingga membuat posisi seperti itu. Prosesnya bagaimana? Kami lagi berjuang terus nih. Soal di CAS atau di mana, pasti ya kami ada proses," ujar Arya Sinulingga.
"Di FIFA apa semua, kita ada proses. Tapi prosesnya bertarung sekali, habis itu bertarung lagi gitu loh. Ada namanya batas-batas, ada namanya kan ada batas setelah scan gak bisa lagi gugat misalnya sebelum itu terjadi, ya kita ini dulu gitu ngapain ke sana dulu gitu ada tahapan yang kita lihat masih bisa kita kejar gitu sampai habis masa proses itu jangan kita gak bisa disini ya udah langsung langsung sini, jangan jadi kita langsung ada rentang waktu setelah penolakan pertama misalnya."
"Ya sudah, kita berjuang lagi. Masih ada waktu itu. Jadi kita lakukan semua. Harus begini. Ya, kembali lagi ya. Selama ini kan, saya rasa timnya Pak Ketum ini mengerjakan. Paling banyak naturalisasi untuk yang seperti ini, saat ini," lanjutnya.
Pihaknya meminta publik tetap percaya pada PSSI. PSSI berkomitmen bakal bergerak cepat untuk memproses pemain diaspora di Timnas Indonesia.
"Bukan yang naturalisasi dia tinggal di sini ya. Tapi yang seperti ini prosesnya saya rasa paling banyak di zamannya beliau. Dan prosesnya sangat cepat juga. Sudah percayakan saja. Terima kasih masukannya, tapi semua sudah kita hitung tuh," ujar Arya.
"Kita hitung begini-begini. Yang memang baik proses. Jadi semua banyak proses. Nama-nama banyak."
"Ada yang ini, ada yang itu, ada yang ini. Kita proses, kita kejar, kita kejar. Enggak mungkin enggak kami kejar."
"Tapi kan kita tahu bahwa kami kan enggak, enggak apa namanya, kami lagi, sekarang baru bertemu beliau. Kami ini, nanti ujung-ujungnya enggak selesai. Pokoknya, seperti biasa, kan udah tahu semua ya."
"Kalau belum nyampai Jakarta, selama belum ketemu ketum di Jakarta, belum gitu. Kan itu proses yang saya rasa teman-teman tahu."
"Selama setahun kita, istilahnya seperti itu. Enggak pernah di luar itu. Setahun di sini kami, nyampe dulu di sini, baru ngomong. Kadang-kadang teman-teman warga juga marah sama saya," ujarnya.