Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sudah Hebat karena Sulap Motor Ducati Jadi Rasa Honda, Marc Marquez Masih Sisakan 1 Kekurangan yang Belum Ada Obatnya

By Ardhianto Wahyu - Jumat, 19 Juli 2024 | 10:40 WIB
Pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, saat tampil pada hari pertama MotoGP Italia 2024 di Sirkuit Mugello, Italia, Jumat (31/5/2024) (MARCO BERTORELLO/AFP)

BOLASPORT.COM - Marc Marquez tampil kompetitif dengan motor Ducati Desmosedici GP hingga mendapatkan kontrak tim pabrikan. Namun, adaptasinya tak berarti sudah sempurna.

Kiprah Marc Marquez bersama Gresini Racing melampaui ekspektasi.

Menunggangi Desmosedici GP23, Marquez menjadi satu-satunya rider motor Ducati lama yang konsisten bersaing di posisi tiga besar dan bahkan beberapa kali dekat dengan kemenangan.

Tak hanya mempermalukan pembalap tim satelit lain yang dalam dua musim terakhir digdaya, Si Alien meneror dua jagoan utama yaitu Francesco Bagnaia (Ducati) dan Jorge Martin (Pramac).

Lesatan juara dunia delapan kali itu mendapat ganjaran kontrak tim pabrikan dari Ducati untuk dua musim mendatang.

Cepatnya adaptasi Marquez dengan motor baru setelah 11 musim beruntun setia dengan Honda makin menunjukkan bahwa kemampuannya masih sulit ditandingi.

Akan tetapi, ibarat tak gading yang tak retak, masih ada kekurangan dalam penampilan Marquez. Kelemahan itu teramati oleh legenda MotoGP, Dani Pedrosa.

"Di beberapa balapan terakhir, saya memperhatikan bahwa Marc lebih bisa menyalip dalam pengereman, terutama di apex," ucap Pedrosa dalam analisisnya di DAZN.

Baca Juga: Honda Sudah Tobat Punya Motor Cuma Turuti Marc Marquez karena 'Disiksa', Ducati Mau Bagaimana?

"Akan tetapi, dibandingkan dengan ketika masih bersama Honda, kita bisa melihat bahwa dia tidak bisa menutup jalurnya, seperti yang sering dia lakukan di bagian terakhir tikungan."

Pedrosa menjelaskan kekurangan itu menyebabkan mantan tandemnya di Repsol Honda kesulitan untuk mengeksekusi manuver menyalip dengan sempurna.

Dengan melebar, Marquez meninggalkan celah sehingga lawannya bisa melawan balik atau bahkan mendahuluinya.

Analisis Pedrosa diamini oleh Marquez. Menurutnya, hal itu terjadi karena motor Ducati mampu menciptakan grip yang besar di ban belakang.

"Di titik itu, ban belakang mendorong motornya dan kita memiliki banyak grip. Sementara saya selalu terbiasa untuk memiliki sedikit grip, jadi saya bisa melakukan skid," ucap Marquez.

"Ketika saya mencoba mengadopsi gaya balap saya dengan Ducati, saya selalu terjatuh, atau merusak ban baru saat saya melakukan putaran cepat."

Dalam keseimbangan grip antara bagian depan dan belakang motor, Ducati berbeda 180 derajat dengan Honda ketika masih zamannya Marquez.

Di Honda, Marquez lebih senang berlomba dengan grip yang lebih kuat di depan. Dengan begitu, dia bisa melibas tikungan dengan skid alias membiarkan ban belakangnya meluncur.

Marquez sebenarnya telah mampu mengatasi tantangan dengan grip ban depan yang lebih rendah di Ducati untuk melakukan pengereman seperti ketika masih bersama Honda.

Kemampuan Marquez itu sampai mengundang decak kagum dari rekan setim sekaligus adiknya, Alex Marquez.

"Marc memiliki gaya pengereman yang berbeda dan dia berhasil menjaga keunggulannya dengan Honda, bahkan di atas Ducati, meski itu terlihat mustahil," ucap Alex, dinukil dari GPOne.com.

Juga pernah tampil bareng Honda, Alex Marquez memaparkan bahwa mengandalkan grip ban depan di Ducati sangat berbahaya karena minimnya sensasi yang dirasakan.

"Saya pikir tidak mungkin untuk menusuk ke tikungan dengan keras di atas Desmosedici, karena motornya mengirimkan informasi lebih sedikit daripada Honda," ucap Alex.

"Dengan Honda, kita mudah untuk terjatuh tetapi motornya selalu memberi tahu kita apa yang terjadi dengan ban depannya."

Sayangnya, tentang kelemahan di bagian terakhir tikungan, Marc Marquez belum menemukan obatnya.

Ketika merasakan bahaya atau potensi kerusakan pada ban belakang, Marquez mau tidak mau harus mengalah dengan melebar.

"Jadi itulah kenapa saya sangat berhati-hati di bagian akhir tikungan saat menyalip, dan jika saya merasa harus sedikit melebar, saya akan melakukannya," tandasnya.

Marc Marquez kini menempati peringkat tiga klasemen sementara dengan torehan 166 poin.

Tertinggal sejauh 56 poin dari pemuncak klasemen, Bagnaia, jawara balap motor berusia 31 tahun itu harus membuat keajaiban lainnya untuk menjadi juara dunia.

Marquez juga masih menantikan kemenangan pertamanya di MotoGP sejak GP Emilia Romagna 2021. Akankah Si Semut dari Cervera mengakhiri kemarau panjangnya musim ini?

Baca Juga: Honda Sudah Tobat Punya Motor Cuma Turuti Marc Marquez karena 'Disiksa', Ducati Mau Bagaimana?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P