Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kota Paris di Prancis akan menjadi pusat dari perhelatan ke-32 dari Olimpiade mulai 26 Juli 2024. Sementara itu, satu wakil Indonesia justru bergerak menjauh dari glamornya Kota Mode.
Adalah Rio Waida, satu-satunya dari 29 atlet Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024 yang tidak akan berlomba di Prancis.
Tak hanya absen dari rombongan kontingen Indonesia yang bertolak ke berat untuk Benua Biru, Rio malah bergerak ke arah sebaliknya.
Sebabnya, nomor selancar di Olimpiade Paris 2024 akan diselenggarakan di Teahupo'o di Tahiti, pulau terbesar di Polinesia Prancis, wilayah Prancis di Samudra Pasifik.
Tahiti letaknya 'hanya' di sebelah barat pulau Papua.
Dari Merauke, ujung timur Indonesia, jarak ke Tahiti sekitar 7.800 kilometer. Dari Prancis? Hampir 15.700 kilometer!
Tahiti ke Paris menjadi rekor venue terjauh dari tuan rumah dalam sejarah penyelenggaraan Pesta Olahraga Sejagat.
Mengutip dari AntaraNews.com, Rio berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, pada Kamis (18/7/2024).
Baca Juga: Anindya Bakrie Resmi Lepas Dua Perenang untuk Olimpiade Paris 2024
"Kita transit dulu di Sydney, terus dari Sydney ke Auckland, New Zealand," ucap kepala pelatih tim nasional selancar ombak Indonesia, Arya Subyakto.
"Dari New Zealand baru ke Tahiti. Lebih dari 20 jam sama transitnya," imbuhnya.
Lantas, kenapa Teahupo'o? Teahupo'o memiliki salah satu ombak yang paling menantang dalam olahraga selancar ombak dengan tinggi gulungan air bisa mencapai 7 meter.
Teahupo'o bahkan juga dianggap berbahaya.
Jika tidak hati-hati, peselancar bisa menghantam terumbu karang yang berada tidak jauh di bawah permukaan air laut dengan keras.
Saking berbahayanya, mengutip laman resmi Olympics.com, dalam bahasa setempat Teahupo'o diartikan sebagai "gunung tengkorak".
Untungnya, sejak Teahupo'o menjadi tuan rumah ajang selancar ombak tingkat dunia Tahiti Pro pada 1999, belum pernah ada kasus kematian yang terjadi saat perlombaan.
Selain itu, kondisi ombak di Teahupo'o juga dianggap ideal untuk perlombaan ketika Olimpiade Paris berlangsung pada musim panas.
"Prancis adalah tempat yang indah dan ada banyak pantai yang hebat di sana," kata Presiden USA Surfing, Greg Curse, dilansir dari New York Times.
"Akan tetapi, saat Olimpiade berlangsung, akan sangat sulit untuk mendapatkan ombak yang bagus," imbuhnya.
Rio Waida baru saja mencicipi ganasnya ombak Teahupo'o saat tampil pada seri Tahiti Pro di World Surf League (WSL) 2024 pada Mei lalu.
Atlet blasteran Indonesia-Jepang tersebut mencapai babak delapan besar.
"Saya masuk quarter (perempat final) itu lebih dari ekspektasi saya, jadi saya sangat senang," kata atlet yang telah mewakili Indonesia di Olimpiade sejak Tokyo 2020.
"Tentu saya lebih confidence, lebih percaya diri lah, karena saya sudah tes ombak, sudah tes papan, dan sudah bekerja keras dengan coach, strategi dan cara baca ombak."
"Jadi saya lebih confidence untuk Olimpiade," imbuhnya.
Dalam babak pertama selancar putra Olimpiade Paris 2024, Rio akan bersaing dengan Reo Inaba (Jepang) dan Leonardo Fioravanti (Italia) di heat 8.
Dengan Fioravanti, Rio pernah mengalahkannya pada babak pertama dan babak eliminasi dari seri WSL Rio Pro.
"Dia punya banyak pengalaman. Lebih pede karena sudah mengalahkan dia. Sebelumnya, saya belum pernah mengalahkan dia," ujar Rio.
"Jadi sebelum Brasil itu masih ragu-ragu tapi di Brasil sudah mengalahkan dia di babak pertama dan babak eliminasi."
Cabang olahraga selancar akan berlangsung pada 28-31 Juli 2024. Meski begitu, jika cuaca tidak bersahabat, perlombaan bisa ditunda.
"Kalau berjalan sesuai rencana, pertandingan akan kelar 1 Agustus. Kalau ombaknya tidak datang-datang, harus berakhir pada 5 Agustus," kata Arya selaku pelatih.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - 4 Atlet Panjat Tebing Indonesia Dipersiapkan demi Sejarah Baru