Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ganda putri Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, mengaku sempat putus asa saat tahu hasil undian Olimpiade Paris 2024 begitu sulit bagi mereka.
Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara senasib dengan wakil Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, karena tergabung ke dalam grup yang susah.
Matsumoto/Nagara menjadi salah satu kompetitor Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti pada babak penyisihan grup Olimpiade Paris 2024.
Mereka sama-sama menghuni di Grup A, bersama pasangan nomor satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan asal China.
Persaingan bertambah sengit karena masih ada satu pasangan kuat lainnya yaitu Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dari Malaysia.
Mereka semua merupakan pasangan-pasangan yang pernah menghuni peringkat lima besar dunia sebelumnya.
Matsumoto/Nagahara sendiri mengaku sempat lesu saat mengetahui hasil undian itu.
"Ya, saya langsung putus asa rasanya," kata Matsumoto sambil tertawa dikutip BolaSport.com dari BadSpi.jp.
"Rasanya mustahil," tandasnya.
Namun, sebagaimana tipikal para pemain asal Jepang, tidak ada kata menyerah dalam kamus Juara Dunia 2018 dan 2019 tersebut.
Mendapatkan grup sulit sebisa mungkin dijadikan pelecut semangat bagi Matsumoto/Nagahara.
Karena dengan mengetahui lawan-lawan sulit itu, Matsumoto merasa dirinya dan Nagahara justru menjadi tidak lengah sejak awal.
"Kami berdua telah mempersiapkan diri dengan baik sejauh ini, jadi kami harus percaya pada hal itu dan berjuang dengan kemampuan terbaik kami di lapangan," kata Matsumoto.
"Saya pikir kami akan gugup, tetapi saya akan memasuki pertandingan tanpa memikirkan hal-hal lainnya."
"Kami akan fokus dengan tujuan kami, melakukan apa yang harus dilakukan. Saya berharap kami dapat menerapkan permainan yang sesuati kami inginkan," ucapnya lagi.
Sementara, Nagahara lebih termotivasi dari kesempatan kedua yang dia dapatkan.
Maklum, dalam debut mereka pada Olimpiade Tokyo 2020, menjadi tuan rumah dan salah satu favorit, mereka justru kandas sebelum laga perebutan medali.
"Saya sudah sampai sejauh ini di Paris untuk mengobati kekecewaan yang terjadi di Olimpiade Tokyo," kata Nagahara.
"Jadi, tugas pertama saya sekarang adalah menuntaskan semuanya dan kembali ke Jepang (dengan hasil bagus)."
"Saya ingin bertanding di Olimpiade ini dengan sepenuhnya menikmati pertandingan."
"Lawan-lawan kami jelas sangat kuat, jadi kami juga ingin memberikan penampilan yang bagus sejak laga pertama fase grup."
"Sehingga, kami pun dapat memberikan aksi yang menarik dan seru untuk ditonton," ucap pemain berusia 28 tahun tersebut.
Matsumoto/Nagahra saat ini merupakan ganda putri peringkat enam dunia.
Mereka menjadi yang amunisi terbaik Jepang berikutnya setelah Nami Matsuyama/Chiharu Shida yang berperingkat 4.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Matsumoto/Nagahara gagal memberikan hasil terbaik setelah kandas dari Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) di perempat final.
Kekalahan mereka begitu menyesakkan karena terjadi setelah adu setting pada rubber game di mana skor akhirnya adalah 14-21, 21-14, 26-28.