Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Dani Pedrosa, merasa bahwa Marc Marquez 'menghancurkan segalanya' untuk bergabung dengan tim pabrikan Ducati pada 2025.
Tetapi, dia tetap terkesan dengan bagaimana Marquez mengubah peruntungannya dalam 12 bulan.
Pemenang grand prix 31 kali itu telah mempertimbangkan bagaimana Marquez berhasil mengatur perombakan pasar pembalap untuk mendapatkan kursi yang didambakan di Ducati bersama Francesco Bagnaia pada 2025.
Keengganan Marquez untuk pindah ke Pramac dengan motor spek terbaru membuat Ducati tidak memiliki opsi untuk mempromosikannya ke tim pabrikan.
Awalnya, Ducati memutuskan untuk merekrut jagoan Pramac, Jorge Martin, menggantikan Enea Bastianini yang berkinerja buruk.
Perubahan haluan yang dipaksakan oleh pabrikan Italia itu menjadi bukti kekuatan yang dimiliki Marquez pada MotoGP meskipun tidak pernah menang satu grand prix pun sejak 2021.
Kelakuan Marquez mengingatkan pada mantan rival sekaligus legenda MotoGP Valentino Rossi, yang juga dikenal suka memanipulasi pabrikan untuk bertindak sesuai keinginannya.
Dalam kasus ini, mengamankan bintang terbesar di grid MotoGP berarti Ducati akan kalah dari runner-up tahun lalu sekaligus tim satelit lama Pramac.
Pedrosa yang merupakan rekan setim Marquez selama fase dominan Honda antara 2013 dan 2018, yakin bahwa kejadian beberapa bulan terakhir menunjukkan sifat kejam pembalap berusia 31 tahun itu.
"Dalam kasus Valentino, langkahnya selalu dilakukan dengan lebih tulus, dengan sedikit lebih banyak cinta, lebih banyak kasih sayang untuk merek tersebut, selaras dengan apa yang sedang dilakukannya," kata Pedrosa kepada Motorsport.com Spanyol dilansir dari MotoSport.
"Saya pikir Marc Marquez melakukan perubahan itu, melewati segalanya, menghancurkan segalanya, apa pun yang diperlukan."
"Marc telah berkata 'Saya harus berada di tempat itu', jadi Anda dapat melihatnya sebagai hal yang baik, untuk mengatakan bahwa orang ini ingin menang dan itu merupakan penghargaan baginya atas apa yang telah dilakukannya."
"Dan dengan cara yang sama Anda dapat berpikir sebaliknya. Saya tidak tahu bagaimana masalah (sponsor pribadi) Red Bull akan berlanjut karena kita telah melihat bahwa masalah Honda telah berlalu."
"Ada banyak hal di antaranya yang telah menemaninya selama ini, mekanik dan sebagainya, tetapi ia lebih suka memiliki motor pemenang daripada melanjutkan semua hubungan yang telah dijalinnya selama bertahun-tahun."
Pedrosa menilai keputusan tersebut menimbulkan pro dan kontra karena ada yang menilai itu baik dan sebagian lain melihat dari sisi buruknya.
"Mengenai pertanyaan tentang perbandingan dengan Valentino, perubahan-perubahan yang ia lakukan, saya pikir ia selalu melakukannya lebih karena apa yang ia rasakan di dalam hatinya daripada karena ia memilih motor pemenang, apa pun yang terjadi."
Setahun yang lalu, Marquez berada dalam kondisi yang buruk di Honda.
Semut Cerverra erjuang untuk mendapatkan hasil pada RC213V yang telah berubah menjadi motor yang sangat tidak kompetitif dan rawan kecelakaan.
Saat itu, ia dikontrak oleh Honda hingga akhir musim 2024, tetapi memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan pabrikan Jepang itu lebih awal dan terjun ke tim Gresini.
Adaptasi cepat dan kesuksesan awal pada motor GP23-nya yang berusia satu tahun membawanya masuk ke dalam tim untuk mendapatkan kursi pabrikan di Ducati.
Pedrosa yang sekarang bertugas sebagai pembalap penguji untuk KTM, menekankan bahwa kecepatan Marquez dalam menukar motor paling lambat di grid dengan tim pabrikan Ducati yang saat ini memiliki mesin paling dominan adalah mengesankan.
"Beberapa hari lalu ia mengejutkan saya karena ia mengatakan dalam pernyataannya di Assen pada hari Kamis bahwa ia akan pensiun pada 2023," ujar Pedrosa.
"Persepsi itu tidak pernah sampai kepada saya, bahwa ia akan pensiun."
"Saya mengerti bahwa ia tidak dapat melanjutkan situasi itu dengan Honda, tetapi itu normal."
"Untuk memahami bahwa setiap pembalap yang ingin menjadi pemenang tidak dapat bertahan bertahun-tahun dalam situasi buruk seperti itu, seperti yang mungkin terjadi pada Joan Mir."
"Bagaimanapun, kemampuannya untuk membalikkan keadaan sangat mengesankan."
"Anda memiliki Jorge Marti yang telah melakukan segalanya dan lebih banyak lagi untuk pantas mendapatkan motor itu. Saya ingin berpikir bahwa ia tidak dapat melakukan lebih dari itu," tutur Pedrosa.
"Saya tidak tahu senjata apa yang ia (Marquez) gunakan, atau apa strategi di baliknya."
"Tetapi bagaimanapun juga ia telah beralih dari motor yang ia miliki dengan Honda resmi dalam waktu singkat, menjadi motor pabrikan yang ia miliki untuk 2025. Dan itu sulit."