Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tekanan terus dilakukan Gregoria dengan membuat Intanon banyak berlari di area belakang sampai unggul interval 11-6.
Semenjak interval, Gregoria sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Intanon berkembang.
Dia sukses meraih enam angka beruntun sampai unggul telak 19-6.
Intanon akhirnya sempat beranjak dengan tambahan tiga angka. Tapi Gregoria tak lengah. Dia segera kembali fokus dan akhirnya mampu mengunci kemenangan dengan 21-9.
Di sisi lain, kemenangan Gregoria hari ini tetap menyisakan sejumlah evaluasi.
Terutama dari sisi kelemahannya di area forehand yang sempat dieksploitasi Intanon.
Kelemahan ini mesti segera diperbaiki lagi sebab langkah Gregoria tak akan mudah di babak selanjutnya.
Pada babak empat besar, dia sudah ditunggu pemain nomor satu dunia sekaligus unggulan teratas asal Korea Selatan, An Se-young, yang belum pernah dikalahkannya.
Di sisi lain, lolos ke semifinal berarti membuat Gregoria setidaknya hanya butuh 1 kemenangan lagi untuk memastikan raihan medali.
Belum pernah ada tunggal putri Indonesia yang mampu memenangkannya sejak Maria Kristin Yulianti di Beijing 2008.
Adapun emas terakhir tunggal putri Indonesia dipersembahkan Susi Susanti pada Barcelona 1992, saat bulu tangkis dipertandingan secara resmi untuk kali pertama di Olimpiade.