Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di tengah kondisi yang mendebarkan, Marin masih menolak untuk menyerah.
Dia berjalan ke pinggir lapangan untuk memasang pelindung lutut. Akan tetapi, terlihat sangat jelas bahwa dia kesulitan untuk bergerak.
Di kedudukan 10-8, Marin akhirnya menyerah. Dia hanya bisa menangis keras sambil bersimpuh. Sang pelatih, Fernando Rivas, menghiburnya sementara para penonton terdiam.
Dipaksa mundur saat sedang mengejar mimpi jelas pahit.
Dalam lima tahun terakhir, Marin harus berjuang dengan kaki yang tidak lagi sempurna karena kedua lututnya pernah didera cedera ACL yang ditakuti para olahragawan.
Cedera pertama dideritanya di final Indonesia Masters 2019. Saat itu dia juga menderita ketika sedang memimpin pertandingan.
Adapun cedera keduanya terjadi jelang Olimpiade Tokyo pada 2021. Padahal, dia kala itu sedang on fire dengan gelar dari Thailand Open Super 1000 (dua kali) dan Swiss Open.
Di Paris 2024, tragedi masih membayangi Marin, dan ini terjadi ketika sudah dekat dengan final keduanya di Olimpiade.
Belum diketahui apakah Marin akan melanjutkan penampilannya di Olimpiade Paris 2024.
Akan tetapi, tayangan bagan pertandingan dari siaran langsung menunjukkan Gregoria mendapat bye dalam pertandingan perebutan medali perunggu.