Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Setelah Cuma Bulu Tangkis sejak 1992, Sport Climbing Jadi Cabor Ke-2 yang Bisa Raih Emas Olimpiade untuk Indonesia

By Dwi Widijatmiko - Kamis, 8 Agustus 2024 | 18:59 WIB
Veddriq Leonardo meraih medali emas untuk Indonesia di Olimpiade 2024 dari cabang olahraga sport climbing, Kamis (8/8/2024) di Le Bourget Sport Climbing Venue. (JONATHAN NACKSTRAND/AFP)

Keberhasilan Veddrig mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Paris membuat sport climbing menjadi cabor ke-2 yang bisa menyumbangkan medali emas buat Indonesia sepanjang sejarah keikutsertaan di Olimpiade.

Sejak 1992, Indonesia sudah pernah merebut 8 medali emas di Olimpiade.

Tetapi, para pahlawan Merah Putih di podium tertinggi Olimpiade selalu berasal dari cabor bulu tangkis.

Dari Susi Susanti-Alan Budikusuma (1992), Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004), Hendra Setiawan/Markis Kido (2008), Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad (2016), sampai Greysia Polii/Apriyani Rahayu (2020).

Ada 2 cabor lain yang pernah menyumbangkan medali Olimpiade untuk Olimpiade untuk Indonesia yaitu panahan dan angkat besi.

Namun, sejauh ini pencapaian 2 cabor tersebut maksimal hanya membuahkan medali perak buat Merah Putih.

Bulu tangkis masih berada di peringkat pertama sebagai cabor penyumbang medali Olimpiade terbanyak buat Indonesia.

Atlet-atlet tepok bulu Indonesia menyumbang total 22 medali dengan perincian 8 emas, 6 perak, dan 8 perunggu.

Angkat besi berkontribusi 15 medali yakni 7 perak dan 8 perunggu.

Panahan punya 1 perak hasil sumbangan trio Lilies Handayani-Nurfitriyana Saiman-Kusuma Wardhani di Olimpiade 1988 yang menjadi momen pertama Indonesia meraih medali.

Sekarang sport climbing menambah khasanah cabor yang bisa membanggakan Indonesia di pentas Olimpiade.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P