Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cara Kemenpora Berburu Data Pemain Diaspora untuk Timnas Indonesia, Sudah Kantongi Data Thom Haye Sejak 4 Tahun Lalu

By Sasongko Dwi Saputro - Sabtu, 10 Agustus 2024 | 13:20 WIB
Skuat timnas Indonesia (skuad timnas Indonesia) sedang berfoto bersama di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (2/6/2024). (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bidang potensi atlet diaspora, Hamdan Hamedan, bocorkan cara kerja timnya untuk mengantongi data para pemain keturunan yang bakal membela Timnas Indonesia.

Hamdan Hamedan dalam hal ini di Kemenpora hanya bertugas untuk mengumpulkan data para pemain diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.

Pihaknya sudah membuat formulir yang tersedia secara online jika menemukan para pemain diaspora keturunan Indonesia yang ada di seluruh dunia.

Jika laporan sudah masuk, maka Kemenpora langsung bergerak untuk memantau para pemain yang bersangkutan.

Idealnya, Kemenpora minimal harus menyaksikan 60 menit per laga selama tiga pertandingan untuk menilai kualitas pemain diaspora. 

"Begini proses scouting kami. Jadi, kalau kami mendapatkan informasi tentang pemain, kami idealnya itu menonton setidaknya tiga kali permainan dia, setidaknya selama 60 menit per game. Lalu kami akan memasukkan angka-angkanya," ujar Hamdan Hamedan dilansir BolaSport.com dari kanal Youtube Si Paling Timnas.

Karena itu, pihaknya hanya akan memberi laporan kualitatif jika materi video sangat minim.

"Kalau tidak, karena keterbatasan video, kalau kurang materialnya, maka kami akan memberikan penilaian kualitatif, misal 'pemain bek kanan ini bagus dalam melakukan overlap, kemampuan tekelnya bagus dalam game ini'. Idealnya adalah menyaksikan tiga laga dalam 60 menit," ujarnya.

Baca Juga: Rumor Klub Baru Thom Haye, dari Como hingga Klub yang Dilatih Legenda Belanda Keturunan Indonesia

Tidak seperti para pemain yang sudah tampil di tim utama liga-liga top Eropa, Kemenpora mengakui bahwa para pemain diaspora usia 15 tahun sangat sulit dipantau.