Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kondisi pertama adalah pemain tidak bisa beralih federasi jika sudah pernah tampil di turnamen level A FIFA seperti Piala Dunia atau kompetisi level benua tingkat senior, meski hanya semenit.
Kondisi kedua adalah para pemain tampil lebih dari tiga kali di luar kompetisi level A, seperti ASEAN Cup (dulu Piala AFF), Kualifikasi Piala Dunia, laga persahabatan, lebih dari tiga kali.
Kondisi ketiga adalah para pemain bisa melakukan perpindahan federasi sampai usia 21 tahun saja.
Hamdan Hamedan mengaku bahwa strategi ini berlaku umum bagi seluruh negara untuk mengamankan talenta terbaiknya secepat mungkin.
"Jadi, kalau ngelock pemain bertalenta tinggi ada di regulasi FIFA itu bahwa seseorang tidak bisa berpindah asosiasi jika bermain ya di turnamen grade A FIFA [Piala Dunia, Piala Eropa, Piala Asia, Copa America, kompetisi level benua lainnya di tingkat senior] satu detik pun," ujar Hamdan Hamedan dilansir BolaSport.com dari kanal Youtube Si Paling Timnas.
"Walaupun dia masih berusia 16 tahun sudah tak bisa pindah kalau sudah tampil di sana [turnamen grade A FIFA]."
"Kalau di international matches di luar itu (ASEAN Cup, Kualifikasi Piala Dunia, laga persahabatan), misal ada pemain berusia 18 tahun dan bermain di AFF senior, dia main lebih dari tiga kali (aturan maksimal dari FIFA), artinya empat kali ya, lawan Malaysia 20 detik, Vietnam 20 detik, Timor Leste 20 detik, Thailand 20 detik, tapi karena sudah empat kali main sudah tak bisa pindah federasi."
"Ini kan strategi secara umum, patut atau tidak patut adalah dua hal yang berbeda," lanjutnya.
Strategi kedua dari Kemenpora untuk tetap menjaga kesetiaan para pemain diaspora bersama Timnas Indonesia adalah pendekatan kemanusiaan.