Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Protes An Se-young Kuak Banyak Hal, Presiden BKA Dicurigai Terlibat Penyalahgunaan Kekuasaan dan Pelecehan Verbal

By Delia Mustikasari - Sabtu, 17 Agustus 2024 | 12:15 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, pada final Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Senin (5/8/2024). (LUIS TATO/AFP)

Namun, dikatakan bahwa ia secara bertahap mulai terlibat dengan pihak elite dan pada akhirnya ia mengambil alih kewenangan di segala sektor dan bersikap menindas.

Menanggapi isu tersebut, BKA menilai tidak ada masalah. Seorang pejabat asosiasi mengatakan, "Kami terpilih untuk kontes proyek liga eskalasi 2022 dan harus membeli shuttlecock untuk berkompetisi."

"Oleh karena itu, kami dengan sungguh-sungguh meminta Yonex, sponsor resmi asosiasi, dan menandatangani kontrak untuk memasoknya dengan biaya lebih rendah dari harga normal."

Yonex saat ini menjadi sponsor resmi asosiasi dan tim nasional, menyediakan 2,9 juta dolar (sekitar 4 miliar won) per tahun.

Selain itu, perlengkapan seperti raket, sepatu kets, dan pakaian juga didonasikan senilai 1 miliar won. Asosiasi juga menjelaskan penggunaan payback, sejenis konsep bonus.

"Kami meminta dan menerima dukungan dari Yonex dalam situasi sulit untuk olahraga sehari-hari," kata salah satu pejabat BKA.

"Ketua Kim Taek-gyu tidak mencuri atau menggunakannya untuk keperluan pribadi, tetapi membagikannya ke setiap asosiasi provinsi dan provinsi yang mengadakan kompetisi, termasuk sistem promosinya."

Masalah ini juga dibahas oleh dewan direksi asosiasi.

"Ada pendapat untuk mengumpulkan pengembalian dana dan membayar semuanya sekaligus setiap tahun," ucap pejabat asosiasi.

"Tetapi, saya memahami bahwa itu digunakan karena Ketua Kim menyarankan agar dibagikan tanpa menunggu karena kompetisi sedang berlangsung."

Yonex juga berada dalam posisi sulit.

"Faktanya, karena kami mensponsori sejumlah besar uang, adalah hal yang tepat bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang wajar dengan mengontrak dengan harga yang wajar untuk bisnis asosiasi," ucap pejabat Yonex.

"Tetapi hal ini memalukan karena dilaporkan seolah-olah ada korupsi. Kondisi ini meresahkan karena Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata meminta kami untuk menyerahkan data padahal tidak ada korupsi."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P