Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemandangan tak mengenakkan diperlihatkan AC Milan dengan dua pemain andalannya, Rafael Leao dan Theo Hernandez, bertingkah seperti 2 anak manja yang ngambek karena keinginannya tak dituruti.
AC Milan menahan Lazio 2-2 pada laga pekan ke-3 Liga Italia, Sabtu (31/8/2024) di Stadion Olimpico Roma.
Pelatih AC Milan, Paulo Fonseca, membuat kejutan dalam penentuan starting XI timnya.
Dia membangkucadangkan Rafael Leao dan Theo Hernandez.
Dua pemain ini biasanya adalah pilihan otomatis untuk mengisi jajaran starter I Rossoneri.
Keputusan Fonseca bisa dimengerti karena Leao dan Hernandez memang tampil buruk saat AC Milan dikalahkan Parma pada pekan sebelumnya.
Mereka adalah pesakitan utama ketika Fonseca menyebut timnya kekurangan komitmen untuk bertahan sebagai sebuah tim.
Gampangnya, Leao dan Hernandez malas berlari ke belakang untuk membantu tim bertahan.
Dengan performa seperti itu, cukup wajar rasanya jika 2 pemain ini mendapatkan hukuman dan disetrap untuk laga melawan Lazio.
Fonseca kemudian memasukkan Leao dan Hernandez pada menit ke-70 saat AC Milan berbalik tertinggal 1-2 dari Lazio setelah sempat unggul 1-0.
Hanya 2 menit setelah berada di lapangan, kombinasi 2 pemain ini plus Tammy Abraham langsung menyamakan skor lewat gol yang dicetak Leao.
Tetapi, kemudian ada pemandangan jelek setelah itu.
Dalam momen cooling break, para pemain AC Milan berkumpul di dekat Fonseca di pinggir lapangan.
Bukannya ikut bergabung seperti tim, Leao dan Hernandez malah berdiri di sisi lapangan yang lain.
Hernandez berkilah bahwa dia dan Leao baru sebentar berada di lapangan sehingga tidak butuh cooling break.
Fonseca juga berusaha meredakan situasi dengan mengatakan hal yang sama.
Tetapi, pemandangan Leao dan Hernandez memisahkan diri dari tim sudah semakin menghancurkan citra Fonseca dan AC Milan pada musim ini.
Di saat sedang mengalami krisis hasil seperti sekarang, di mana mereka tidak pernah menang dalam 3 laga pertama di Liga Italia, AC Milan butuh memperlihatkan kepada publik bahwa mereka tetap kompak.
Tekanan dari publik harus dikurangi dengan menunjukkan bahwa seluruh anggota tim AC Milan masih bersatu dan berusaha mencari jalan keluar bersama-sama.
Namun, Leao dan Hernandez membuat gara-gara dengan merusak upaya itu.
Mereka memang mungkin tidak butuh cooling break karena baru sebentar bermain.
Akan tetapi, tidak ada susahnya berjalan sedikit ke sisi lapangan yang lain dan bergabung bersama seluruh anggota skuad untuk mendengarkan instruksi Fonseca.
Tammy Abraham dan Yunus Musah juga baru masuk ke lapangan.
Tetapi, mereka bergabung dengan tim dan berkumpul di dekat Fonseca.
Dengan memisahkan diri, Leao dan Hernandez malah seperti menunjukkan bahwa mereka punya masalah dengan Fonseca.
Hernandez menyatakan bahwa dia dan Leao selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk AC Milan.
Sayangnya, sikap mereka pada laga melawan Lazio justru memperlihatkan sebaliknya.
Dengan bertingkah seperti 2 anak manja yang ngambek karena keinginannya tidak dituruti, Leao dan Hernandez malah melukai AC Milan.
Setelah kejadian ini, publik dipastikan dengan mudah akan memvonis bahwa Fonseca tidak bisa mengendalikan kamar ganti.
Tekanan buat AC Milan justru akan semakin besar.
Rafael Leao dan Theo Hernandez sekarang sudah menjadi pemain senior di AC Milan.
Memakai istilah di Italia, mereka adalah senatori di kamar ganti.
Menjadi referensi rekan-rekan setim yang lain, Leao dan Hernandez seharusnya memberikan contoh bagaimana bersikap sebagai pemain yang mendahulukan kepentingan tim.
Tidak sepantasnya mereka malah bertingkah seperti 2 anak manja yang memaksa semua keinginannya dituruti.