Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Posisinya tak tergantikan di jantung pertahanan bersama rekan duet asal Hungaria, Botond Balogh.
Momen terbaik Circati muncul tatkala Gialloblu bikin kejutan dengan mengalahkan kandidat juara, AC Milan.
Pada duel di Tardini, 24 Agustus lalu, Parma memukul Rossoneri 2-1.
Circati menuai pujian atas kinerja mencegah Rafael Leao dkk bikin gol lebih banyak hingga memperkuat rumor bahwa Milan ingin merekrutnya ke San Siro.
Pemuda kelahiran Italia yang dinaturalisasi timnas Australia tahun lalu itu termasuk pakar dalam menghalau serangan musuh.
Circati membukukan rata-rata 7,3 kali sapuan per partai, tertinggi keempat di Serie A sejauh musim ini berjalan.
Adapun catatan Idzes dalam kategori clearance ini hanya 3 kali per gim.
Khusus aspek defensif, Circati memang lebih mencuat.
Baca Juga: Kata Alessandro Circati soal Diserbu Fan Parma di Jakarta Jelang Timnas Indonesia Vs Australia
Selain unggul dalam kontribusi sapuan di pertahanan, jebolan akademi Perth Glory memiliki rataan tekel lebih tinggi dari Idzes (1,3 per partai berbanding 0,5), juga dalam data intersep (0,7 dengan 0,5), serta lebih jarang melakukan pelanggaran (0,7 dengan 2).
Namun, Bang Jay membalas 'kekalahan' ini dengan kontribusi lebih baik untuk serangan serta proses build-up dan distribusi bola di tim.
Tak cuma bertugas di belakang, alumni akademi PSVitu bisa pula mengancam musuh dengan catatan 1,5 tembakan per laga, sedangkan Circati nol.
Momen Idzes nyaris cetak gol tersaji ketika tembakan first time-nya melayang tipis di atas mistar Fiorentina pada duel pekan kedua, sekaligus debutnya di Serie A.
Selain itu, Idzes dominan dalam aspek distribusi bola dengan rataan jumlah operan di atas Circati (42,5 per laga berbanding 34,7) dan akurasinya yang lebih mantap (94,1% dengan 90,4%).
Tinggal menanti aspek mana yang akan ditonjolkan kedua defender potensial ini pada pertandingan malam nanti serta pengaruhnya bagi tim masing-masing.