Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Laga timnas Indonesia vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan kembali membenturkan dua bek penuh potensi dari Liga Italia Serie A.
Timnas Indonesia menjamu Australia pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia putaran ketiga, Selasa (10/9/2024).
Bentrokan dua negara bertetangga ini mengambil waktu kick-off pukul 19.00 WIB di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Partai tersebut akan kembali menjadi medan adu kuat Jay Idzes (24 tahun) melawan Alessandro Circati (20).
Keduanya sama-sama berlabel defender muda potensial yang baru mencicipi musim debut kasta teratas Liga Italia musim ini.
Idzes membela Venezia, sedangkan Circati menjadi andalan di Parma.
Idzes dan Circati pernah saling sikut dalam pertandingan pekan ke-23 Serie B musim lalu (3/2/2024).
Dalam bentrokan di Ennio Tardini, markas Parma, Circati keluar sebagai pemenang setelah membantu timnya unggul 2-1 dengan penampilan penuh.
Adapun Idzes baru masuk pada ujung pertandingan untuk menggantikan Marin Sverko.
Dalam aksinya sebagai kameo, defender kelahiran Belanda itu tak bisa menghindarkan Venezia dari kekalahan.
Pada pertemuan sebelumnya di Pier Luigi Penzo, Venezia menekuk Gialloblu dengan skor 3-2 (7/10/2023).
Idzes tampil penuh membentengi pertahanan I Lagunari, sedangkan Circati cuma duduk manis di bangku cadangan.
Setelah naik kelas ke Serie A, Idzes dan Circati dijadwalkan melakoni bentrokan pertamanya pada pekan ke-12.
Venezia menyambut kedatangan Parma di Kota Pelabuhan pada 9 November mendatang.
Sebelum itu, mereka akan mengasah taring kembali dalam perjumpaan Indonesia vs Australia di level tim nasional. Lantas, siapa yang lebih menonjol?
Dalam hal statistik, Idzes dan Circati memiliki kelebihan masing-masing.
Keduanya memiliki postur ideal sebagai pemain bertahan dengan tinggi badan sama-sama 190 sentimeter.
Sejak naik kelas ke Serie A, Circati membukukan menit bermain lebih banyak karena selalu tampil penuh dalam tiga pekan awal untuk Parma (270 menit).
Posisinya tak tergantikan di jantung pertahanan bersama rekan duet asal Hungaria, Botond Balogh.
Momen terbaik Circati muncul tatkala Gialloblu bikin kejutan dengan mengalahkan kandidat juara, AC Milan.
Pada duel di Tardini, 24 Agustus lalu, Parma memukul Rossoneri 2-1.
Circati menuai pujian atas kinerja mencegah Rafael Leao dkk bikin gol lebih banyak hingga memperkuat rumor bahwa Milan ingin merekrutnya ke San Siro.
Pemuda kelahiran Italia yang dinaturalisasi timnas Australia tahun lalu itu termasuk pakar dalam menghalau serangan musuh.
Circati membukukan rata-rata 7,3 kali sapuan per partai, tertinggi keempat di Serie A sejauh musim ini berjalan.
Adapun catatan Idzes dalam kategori clearance ini hanya 3 kali per gim.
Khusus aspek defensif, Circati memang lebih mencuat.
Baca Juga: Kata Alessandro Circati soal Diserbu Fan Parma di Jakarta Jelang Timnas Indonesia Vs Australia
Selain unggul dalam kontribusi sapuan di pertahanan, jebolan akademi Perth Glory memiliki rataan tekel lebih tinggi dari Idzes (1,3 per partai berbanding 0,5), juga dalam data intersep (0,7 dengan 0,5), serta lebih jarang melakukan pelanggaran (0,7 dengan 2).
Namun, Bang Jay membalas 'kekalahan' ini dengan kontribusi lebih baik untuk serangan serta proses build-up dan distribusi bola di tim.
Tak cuma bertugas di belakang, alumni akademi PSVitu bisa pula mengancam musuh dengan catatan 1,5 tembakan per laga, sedangkan Circati nol.
Momen Idzes nyaris cetak gol tersaji ketika tembakan first time-nya melayang tipis di atas mistar Fiorentina pada duel pekan kedua, sekaligus debutnya di Serie A.
Selain itu, Idzes dominan dalam aspek distribusi bola dengan rataan jumlah operan di atas Circati (42,5 per laga berbanding 34,7) dan akurasinya yang lebih mantap (94,1% dengan 90,4%).
Tinggal menanti aspek mana yang akan ditonjolkan kedua defender potensial ini pada pertandingan malam nanti serta pengaruhnya bagi tim masing-masing.