Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kinerja Roberto Mancini Jauh dari Level Pelatih Termahal di Dunia, Arsitek Lokal Arab Saudi Siapkan Kudeta

By Beri Bagja - Rabu, 11 September 2024 | 20:25 WIB
Kinerja Roberto Mancini bersama timnas Arab Saudi tidak memuaskan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih lokal siap mengambil alih tugas. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

BOLASPORT.COM - Kinerja Roberto Mancini bersama timnas Arab Saudi masih jauh dari harapan, pelatih lokal siap mengambil alih tugasnya kalau terjadi revolusi di tengah jalan.

Timnas Arab Saudi menjadikan Roberto Mancini pelatih berbayaran termahal di dunia ketika meresmikan kontraknya pada 27 Agustus 2023.

Arsitek kondang asal Italia diiming-imingi paket gaji senilai total 100 juta euro yang tertuang dalam masa kerja hingga 2027.

Dengan kata lain, Mancini mengantongi upah 25 juta euro per tahun atau setara 425,3 miliar rupiah.

Jumlah tersebut lebih dari 8 kali lipat pendapatan terakhirnya di timnas Italia yang hanya 3 juta euro per tahun.

Angka sebanyak itu juga menjadikan Mancini pelatih bergaji tertinggi di kolong langit.

Pendapatannya melebihi pesaing terdekat, Pep Guardiola, yang bergelimang gelar bersama Manchester City.

Suksesor Mancini di kursi pelatih The Citizens tersebut dibayar 24 juta euro per tahun.

Baca Juga: Sukses Dibikin Tumpul Timnas Indonesia, Australia Jadi Lupa Cetak Gol walau Hamburkan 30 Tembakan!

Posisi Mancini dan Pep terpaut jauh dari pelatih termahal ketiga, yakni Diego Simeone, yang diupah Atletico Madrid 12 juta euro per tahun.

Guna melengkapi daftar spesial ini, Carlo Ancelotti dan Mikel Arteta menyusul di peringkat empat dan lima.

Ancelotti meraup sekitar 11 juta euro per tahun di Real Madrid, sedangkan Arteta digaji Arsenal 10,6 juta euro.

Akan tetapi, kinerja yang ditunjukkan Mancini sebagai pelatih termahal dunia ternyata masih jauh panggang dari api.

Tim asuhannya belum bisa dikatakan memenuhi ekspektasi publik Arab Saudi.

The Green Falcons melalui dua partai pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Zona Asia dengan penuh kesukaran.

Timnas Arab Saudi memulai kiprah di Grup C dengan hasil imbang 1-1 saat menjamu timnas Indonesia.

PSSI
Sandy Walsh saat membela Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Adapun pada pertandingan kedua, mereka menang susah payah dengan 10 pemain ketika bertamu ke China.

Saudi bangkit setelah tertinggal duluan untuk memastikan keunggulan 2-1 melalui dua gol Hassan Kadesh.

Caranya pun tidak mencirikan sebuah tim yang diharapkan mampu tampil beringas dan memukau di setiap pertandingan.

Semua gol Kadesh tercipta melalui sundulan yang diawali sepak pojok.

Seburuk apa pun, kemenangan tetaplah kemenangan dan Saudi mematenkan posisinya sebagai runner-up grup dengan koleksi 4 angka.

Mereka cuma kalah dari Jepang, yang menyapu bersih dua partai secara sempurna lewat pesta gol atas China (7-0) dan Bahrain (5-0).

Ancaman Pemecatan

Kendati terhindar dari bencana kekalahan, posisi Mancini di kursi pelatih sepertinya belum aman.

Rapor 9 kemenangan dalam 19 partai di balik kemudi belum dianggap memuaskan karena masih disertai performa pas-pasan dari Salem Al Dawsari dkk.

Akibatnya, rumor-rumor soal rencana federasi memecat eks pelatih Inter Milan itu tetap saja mengemuka.

Kondisi tersebut siap dimanfaatkan arsitek lokal yang kini menukangi tim U-23 Saudi, Saad Al Shehri, jika kudeta pergantian pelatih harus terjadi.

Ia terkejut melihat kinerja Mancini yang biasa-biasa saja walau mendapatkan limpahan fulus serta fasilitas gila-gilaan dari federasi.

AFP
Kinerja Roberto Mancini bersama timnas Arab Saudi tidak memuaskan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih lokal siap mengambil alih tugas.

Menurut Al Shehri, tujuan timnas mengontrak dia tidak jelas.

Digadang-gadang bakal meletakkan proyek peremajaan tim guna menyediakan sumber daya terbaik untuk masa depan Saudi, Mancini malah tetap memanggil pemain-pemain veteran ke skuadnya.

Dari segi teknis, permainan timnas Arab Saudi pun dianggap mengalami kemunduran.

"Mancini meneken kontrak sampai 2027, jadi apakah targetnya menyiapkan pemain dan tim muda?" ujar Al Shehri.

"Kita malah kembali menurunkan skuad dengan rata-rata usia yang tua."

"Apakah tujuannya menyiapkan tim untuk masa depan, atau hanya memiliki tim yang bisa diandalkan sampai Piala Dunia 2026?" katanya.

Baca Juga: Daftar 48 Korban Keganasan Cristiano Ronaldo bareng Portugal, Musuh Timnas Indonesia Tak Luput Jadi Mangsa

Al Shehri mengaku siap menggantikan tugas Mancini dengan keyakinan dapat meraih hasil lebih baik.

Kalau acuan targetnya membangun generasi muda, Al Shehri sesumbar bahwa dirinya memiliki modal ekstra berupa pengalaman membesut tim muda sejak 2018.

Ia mengacu kepada contoh bahwa sebaiknya kursi pelatih tim senior diisi orang yang sama dengan pelatih tim U-23.

"Saya siap memimpin tim nasional (senior) sekarang," imbuhnya dikutip dari laman Goal Saudi.

"Pelatih timnas Jepang (Hajime Moriyasu) juga adalah pelatih skuad Olimpiade mereka."

"Begitu juga Australia (Graham Arnold) dan Indonesia (Shin Tae-yong)."

"Saya meraih kesuksesan bersama kebanyakan para pemain di tim Saudi saat ini, jadi saya siap melayani tim nasional kapan saja," kata Al Shehri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P