Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gregoria Sudahi Puasa Medali Selama 16 Tahun, Maria Kristin: Proses Regenerasi Sudah Jauh Lebih Baik, Tanggung Jawab Besar Menunggu

By Putri Annisa Maharani - Kamis, 12 September 2024 | 16:45 WIB
(Ki-Ka) Mantan Atlet Bulu Tangkis Indonesia, Maria Kristin Yulianti dan Debby Susanto berpose usai acara Meet and Greet di GOR PB Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2024). (PUTRI ANNISA/BOLASPORTCOM)

BOLASPORT.COM - Mantan atlet tunggal putri bulu tangkis Indonesia sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti, menganggap regenerasi atlet sektor tunggal putri sudah jauh lebih baik.

Atlet tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung baru saja berhasil menyabet medali perunggu pada Olimpiade Paris 2024.

Wanita yang akrab disapa Jorji ini akhirnya mengakhiri puasa medali Olimpiade di sektor tunggal putri.

Sebagai informasi, medali Olimpiade di sektor tunggal putri terakhir diraih oleh Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008.

Saat itu, Maria berhasil menumbangkan Lu Lan dari Tiongkok dan membawa pulang medali perunggu.

Semenjak saat itu, atlet kelahiran Tuban, Jawa Timur berhasil membangkitkan sektor tunggal putri Indonesia di mata bulu tangkis dunia.

Melihat keberhasilan Gregoria, atlet jebolan PB Djarum itu menilang bahwa proses regenerasi atlet di sektor tunggal putri sudah jauh lebih baik.

Hal ini diungkapkan oleh Maria saat memberikan keterangan kepada awak media usai acara Meet and Greet di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah pada Kamis (12/9/2024).

Baca Juga: Hong Kong Open 2024 - Performa Menanjak hingga OTW Jadi Ganda Putri Nomor 1 Indonesia, Ana/Tiwi Tak Mau Sesumbar

"Sekarang ya udah jauh lebih baik, sudah jauh lebih bagus juga," ungkap wanita berusia 39 tahun itu.

"Dengan kemarin Gregoria dapat perunggu juga harusnya bisa jadi motivasi untuk adik adiknya juga gitu kan."

"Dan di bawah-bawah dia sebenernya udah lumayan juga."

Lebih lanjut, Maria mengungkapkan faktor yang nantinya akan mempengaruhi berjalannya proses regenerasi tersebut, yakni konsistensi.

"Cuma ya itu, konsistensi aja."

"Belajar dari kekurangan dan kelebihan diri sendiri."

"Bukan cuma belajar dari kekurangan dan kelebihan lawan, kita pun harus tau gitu aoa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita."

"Kelebihan kita lebih ditungkatkan, dan apa yang menjadi kekurangan kita harus dibenahi," kata Maria menambahkan.

Sama halnya dengan Gregoria, Maria Kristin juga menghentikan nirgelar pada Olimpiade di sektor tunggal putri.

Pasalnya, medali terakhir yang diraih sektor tunggal putri adalah pada Olimpiade Atlanta 1996.

Baca Juga: Didapuk Jadi Tim Pencari Bakat PB Djarum, Ini Kriteria Maria Kristin dan Debby Susanto

Legenda bulu tangkis Indonesia, Mia Audina dan Susi Susanti berhasil mempersembahkan medali perak dan perunggu untuk Merah Putih.

Dengan ini, jarak raihan prestasi di sektor tunggal putri terbilang cukup jauh.

Menurut peraih medali perunggu Olimpiade Beijing itu jarak yang cukup jauh ini memberikan tanggung jawab yang cukup besar kepada generasi penerus.

"Dulu pas zaman saya sama Ci Susi sempet bolong beberapa tahun juga."

"Jadi kaya penerusnya agak berat keliatannya untuk mengejar sebenarnya."

"Cuma kan kita dikasih tanggung jawab lebih, karena di atas kita tidak ada (raihan medali)."

Baca Juga: Hasil Hong Kong Open 2024 - Rekan Viktor Axelsen Dibikin Menderita, Jonatan Kantongi Tiket Perempat Final

"Itu berpengaruh juga sih, jadi kelihatan gap prestasinya jauh tertinggal," tutup Maria Kristin.

Sebelum atlet tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung meraih medali perunggu pada Olimpiade Paris 2024, Merah Putih sudah puasa medali selama 16 tahun.

Sedangkan, ketika Maria Kristin Yulianti meraih medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008, dia menghentikan nirgelar Tanah Air selama 12 tahun.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P