Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, jadi ikut terbawa-bawa rivalitas antara gurunya yakni Valentino Rossi dan Marc Marquez.
Bagnaia ikut menjadi sorotan untuk dimintai pendapat setelah pernyataan yang dilontarkan Valentino Rossi mengenai Marc Marquez.
Rossi kembali berbicara sesuatu yang dianggap sebagai konspirasi liar pada musim balap tahun 2015.
The Doctor, julukan Rossi secara terbuka menuduh Marquez melakukan trik kotor jelang seri balap MotoGP Malaysia 2015.
Rossi mengatakan itu dalam acara podcast di channel YouTube Mig Babol.
Sebagai buntut dari tuduhan tersebut, saat itu Rossi dan Marquez bertarung sengit di lap-lap awal balapan pada balapan di Sirkuit Sepang.
Hingga akhirnya Rossi yang merasa frustrasi memaksa Marquez untuk melebar dan akhirnya terjatuh yang sampai saat ini dikenal sebagai Sepang Clash.
Baca Juga: Marc Marquez Bereaksi Setelah Valentino Rossi Ungkit Lagi Dendam Masa Lalu
Rossi akhirnya dijatuhi hukuman penalti dengan harus start dari posisi terakhir pada seri balap terakhir di Sirkuit Valencia.
Rossi yang berjuang keras dari posisi buncit hanya mampu finis keempat saat Lorenzo berhasil memenangkan balapan dan menjadi juara dunia setelah unggul lima poin atas Valentino Rossi.
Bagnaia merasa risih dengan pertanyaan mengenai hal itu saat menghadiri sesi konferensi pers jelang MotoGP Emilia Romagna 2024.
Pecco tak ingin terlibat dengan rivalitas yang terjadi antara Rossi dan Marquez pada masa lalu.
“Sejujurnya, saya sudah tidak mau lagi... Saya menghindari situasi ini," kata Bagnaia, Kamis (19/9/2024).
"Saya tidak membalap di MotoGP selama tahun-tahun itu, dan saya ingin tetap tidak ikut campur karena itu adalah sesuatu yang tidak saya pedulikan," ujar Bagnaia, dilansir BolaSport.com dari Crash.net.
Bagnaia hanya ingin fokus pada balapan akhir pekan ini yang digelar di Sirkuit Misano, Italia.
Tentunya bagi Bagnaia ingin meraih kemenangan di depan pendukung sendiri setelah dua pekan lalu finis kedua pada Sprint dan balapan utama tak cukup puas bagi juara dunia MotoGP dua kali itu.
“Level akhir pekan ini akan lebih tinggi, lebih banyak rider yang kuat dan memiliki kecepatan untuk berada di depan," kata Bagnaia.
"Ini akan lebih menyenangkan bagi semua orang, tetapi tidak akan mudah."
“Sudah tiga hari ini hujan deras, dan masih terus turun. Lintasan tidak akan kotor, tetapi tidak akan ada karetnya."
"Pada hari-hari seperti ini (dengan cuaca buruk), saya harus berlatih sepanjang waktu, tetapi jika hari Minggu .... Saya tidak ingin tidur di tempat tidur, tetapi di sofa."
“Hal positif dari mengulang Grand Prix di sirkuit yang sama adalah kami sudah mengetahui performa ban dan set-up-nya."
"Kami dapat melakukan penyesuaian kecil, tetapi dasarnya kurang lebih sudah mapan. Hal terburuknya adalah ada lebih banyak daya saing, yang ditunjukkan oleh rival-rival lainnya."
"Standarnya akan lebih tinggi, dan suhunya lebih rendah, jadi kami tidak akan mengalami masalah dengan tekanan ban depan. Akan ada lebih banyak pertarungan dan lebih banyak balapan bergerombol,” ucap Bagnaia.
Bagnaia kemudian melihat peluang untuk meraih kemenangan pada MotoGP Emilia Romagna 2024.
“Ini akan menjadi Grand Prix ke-100 saya di MotoGP, dan bisa jadi kemenangan ke-100 Ducati. Jika kami memiliki kesempatan untuk menang, kami akan mencobanya, tetapi kami akan selalu mengawasi Kejuaraan Dunia," ucap Bagnaia.
"Akhir pekan ini saya akan mencoba segalanya, tetapi itu bisa berubah jika saya menemui Jorge atau Marc di depan saya."
"Jika Jorge berada di depan, saya tidak akan menandatangani hasil dua minggu lalu. Jika Martin di belakang, itu akan tergantung," ujar Bagnaia.