Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Berkaca pada kariernya saat di AS Roma, AC Milan jangan jemawa dulu karena rapor mulus Paulo Fonseca di Liga Italia bukan jaminan kesuksesan sampai akhir kompetisi.
Dari posisi terancam dipecat, Paulo Fonseca membawa AC Milan melesat ke tangga atas klasemen Liga Italia.
I Rossoneri mengemas 11 poin dari 6 pertandingan perdana.
Kemenangan termutakhir atas Lecce, Jumat (27/9/2024), merupakan tripoin ketiga Milan secara beruntun.
Mereka berbagi tempat duduk dengan Torino, yang memiliki koleksi poin sama.
Milan unggul selisih gol (+7), tetapi Torino (+3) masih dicantumkan sebagai capolista oleh Lega Serie A karena baru melakoni 5 partai.
Setidaknya Christian Pulisic dkk bisa menikmati angin segar di posisi atas sebelum rival-rivalnya tampil 1-2 hari kemudian.
Puja-puji langsung dialamatkan kepada Fonseca dan pasukannya.
Racikan pelatih asal Portugal itu mulai bisa diejawantahkan secara baik di lapangan oleh pemainnya.
Status sebagai kandidat peraih scudetto pun kembali diapungkan, apalagi setelah kemenangan atas Inter seminggu lalu.
Akan tetapi, skuad Rossoneri pastinya menyadari sekarang bukan saatnya untuk terlalu jemawa.
Selain karena musim yang baru berjalan 6 pekan, mereka harus memperhatikan rekam jejak sang pelatih di klub terdahulu.
Rapor Milan permulaan musim ini seperti templat alias template, atau pola sama yang dijadikan acuan untuk start Fonseca bareng AS Roma.
Pria kelahiran Mozambik itu pernah menukangi I Lupi pada 2019-2021.
Selama dua musim di ibu kota Italia, uniknya Fonseca selalu mengawal kompetisi dengan ponten yang identik.
Roma dibawanya meraih 11 poin dari 6 pertandingan awal Serie A dengan rapor 3 kemenangan, 2 seri, dan 1 kalah.
Ya, benar-benar plek dengan catatan AC Milan awal musim ini.
Persamaan lain, Roma dan Milan asuhannya gagal menang dalam dua partai pertama.
Milan bahkan harus menunggu sampai pekan keempat untuk bisa mencicipi kemenangan pembukanya.
Kinerja Fonseca bersama Roma termasuk positif ketika kompetisi mencapai akhir tahun.
Pada pengujung Desember 2019, mereka menduduki peringkat 4 dengan 35 poin dari 17 partai.
Adapun pada akhir tahun 2020, Roma menempati posisi 3 dengan 28 poin dari 14 partai.
Hantu inkonsistensi baru datang setelah pergantian tahun.
Lorenzo Pellegrini dkk merosot tajam ketika menghadapi putaran kedua hingga berurutan hanya finis di peringkat 5 (2019-2020) dan 7 (2020-2021).
Baca Juga: Atletico Vs Real Madrid - Kylian Mbappe Absen, Saatnya Jude Bellingham Pecah Telur dan Bayar Utang
I Rossoneri jelas tak mau kemunduran serupa terulang bersama Fonseca.
Sang pelatih bangga dengan kinerja pasukan yang terus membaik, tetapi merasa timnya masih belum memperlihatkan kemampuan klimaks.
Tidak ingin merosot seperti pengalaman dulu, Fonseca harus menuntut anak buahnya agar tidak cepat puas.
"Mungkin pada tiga pertandingan lalu tak seorang pun berpikir tentang posisi kami sekarang (puncak klasemen)," ujar Fonseca di Tuttomercatoweb.
"Kemenangan pada derbi sangat penting membawa kepercayaan diri yang tinggi bagi semua orang."
"Saya harus melihat apa yang bisa kami tingkatkan. Kami punya kualitas untuk berkembang lebih banyak," tuturnya.
Start Paulo Fonseca di 6 Partai Pertama Serie A
2019-2020 (AS Roma, 11 poin)
vs Genoa 3-3
vs Lazio 1-1
vs Sassuolo 4-2
vs Bologna 2-1
vs Atalanta 0-2
vs Lecce 1-0
2020-2021 (AS Roma, 11 poin)
vs Verona 0-3
vs Juventus 2-2
vs Udinese 1-0
vs Benevento 5-2
vs Milan 3-3
vs Fiorentina 2-0
2024-2025 (AC Milan, 11 poin)
vs Torino 2-2
vs Parma 1-2
vs Lazio 2-2
vs Venezia 4-0
vs Inter 2-1
vs Lecce 3-0