Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengkritik timnas Korea Selatan yang perkembangannya stagnan akhir-akhir ini.
Shin Tae-yong merasa timnas Korea Selatan tak mengalami perkembangan signifikan akhir-akhir ini, atau stagnan.
Bahkan untuk melawan negara-negara Asia Tenggara saja, Taeguk Warriors kerap kesulitan.
Contohnya di Piala Asia U-23 2024, Korea kalah di perempat final dari timnas U-23 Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Kemudian di Piala Asia 2023, Korea Selatan juga ditahan imbang Malaysia 3-3.
Lalu saat Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran kedua pada Maret 2024 lalu Korea bisa ditahan Thailand padahal bermain di Seoul.
Melihat lagi laga kontra Korea di Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong mengaku perasaannya campur aduk saat itu.
"Korea adalah negara saya, tetapi saya coba bermain se-fair mungkin," kata Shin Tae-yong dilansir BolaSport.com dari Isplus.
"Saya tidak punya perasaan khusus karena saya mencoba melakukan yang terbaik di posisi saya."
"Saya minta maaf kita bertemu Korea di perempat final dan membuat mereka gagal lolos 10 kali berturut-turut (ke Olimpiade)," tambahnya.
Jika bertemu Korea kembali, atau berhadapan di level senior, Shin Tae-yong yakin timnas Indonesia mampu meladeninya.
Shin berani menjamin bahwa era Korea meremehkan ASEAN kini sudah berakhir.
"Saya pikir Korea akan menguasai 60 persen, kita 40 persen (ball possesion)," kata Shin Tae-yong.
"Korea akan mendominasi jalannya laga."
"Tetapi era Asia Tenggara bisa dikalahkan Korea dengan mudah seperti dulu, kini sudah berakhir," tambahnya.
Mengenai perkembangan timnas Korea yang disebut stagnan, Shin Tae-yong pun beranggapan bila federasi perlu menata ulang sistem yang mereka pakai.
Korea Selatan banyak dikritik oleh fans karena pemilihan pelatih baru mereka, Hong Myung-bo tidak dilakukan secara terbuka.
"Semua sistem di sepak bola Korea mengalami perkembangan dibanding saat saya ada di sana (sebagai pelatih timnas)," ujar Shin Tae-yong.
"Hal itu butuh dikembangkan secara sistematis, tetapi saya merasa sedikit stagnan saat ini."
"Saya pikir asosiasi (KFA) perlu melihat kembali dan mengatur ulang setidaknya sekalo untuk melihat mengapa hal itu mendapat kritikan keras dari fans," imbuhnya.