Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Maladewa U-20 Ahmed Shakir menyoroti kebugaran para pemainnya seusai menelan tiga kekalahan beruntun dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
Maladewa harus menelan kekalahan ketiganya seusai dihajar Timor Leste 1-4 dalam laga terakhir Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2024).
Maladewa menelan kekalahan ketiganya setelah dua kali takluk dari Timnas U-20 Indonesia 0-4 dan 0-3 dari Yaman.
Setelah menelan kekalahan dari Timor Leste, Ahmed Shakir mengatakan bahwa timnya sebenarnya menargetkan kemenangan.
Menurutnya sejak awal ia menargetkan kemenangan dan sejak awal berjalan lancar.
Namun, semuanya berubah menjadi bencana buat Maladewa setelah satu pemainnya mendapatkan kartu merah pada menit ke-35.
Abdulla Fizaan Abdul Qafoor diusir keluar lapangan setelah melanggar pemain Timor Leste Luis Berdila Da Silva.
Baca Juga: Skenario Timnas U-20 Indonesia Lolos ke Piala Asia U-20 2025 - Tak Wajib Menang Lawan Yaman
Luis Berdila Da Silva mengalami tendangan keras di bagian dada dan perut, sehingga ia terkapar dan langsung diganti.
Ahmed Shakir mengatakan bahwa pertandingan memang tak berjalan sesuai harapan setelah kehilangan satu pemain ini.
“Kami berharap untuk meraih kemenangan dan sejak awal, semuanya berjalan sesuai dengan rencana kami,” ujar Ahmed Shakir kepada awak media termasuk BolaSport.com di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2024).
“Namun sayangnya, karena kartu merah itu, semuanya berubah dan ini adalah pertandingan ketiga yang kami mainkan.”
“Jadi, kami hanya memiliki waktu istirahat satu hari di antara pertandingan-pertandingan tersebut.”
“Dan seperti yang telah saya sebutkan pada pertandingan pertama, para pemain kami tidak dalam kondisi fisik yang fit.”
Menurutnya, dalam laga melawna Timor Leste tim asuhannya tak bisa berkembang karena memang kartu merah itu mempengaruhi tim asuhannya.
“Karena kartu merah itu, mental para pemain kami sangat rendah dan konsentrasi mereka rendah. Saya pikir jika kartu merah itu tidak ada, ceritanya akan berbeda,” kata Shakir.
“Saya pikir karena kartu merah itu, semuanya berubah. Ini tidak berakhir seperti yang kami inginkan, tetapi kami tidak menginginkan hasil ini,” ucapnya.
“Kami memiliki pemain-pemain baru dan ini adalah sebuah pengalaman yang tidak akan kami lupakan.”
Setelah menelan kekalahan tiga kali beruntun, Shakir mengatakan bahwa sejak awal timnya datang ke Indonesia tak dalam kondisi terbaiknya.
Menurutnya, ia datang dengan beberapa pemain baru di tim ini, sehingga banyak yang belum berpengalaman main di ajang internasional.
“Beberapa pemain ini, ini adalah pertama kalinya mereka ke luar negeri. Dan pertama kalinya mereka masuk ke dalam tim pemain,” kata Shakir.
“Jadi, ini adalah pengalaman yang sangat berbeda bagi mereka. Dan seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa sebenarnya pada bulan Juli kami memulai persiapan kami untuk Kejuaraan SAFF,” jelasnya.
“Untuk turnamen regional kami. Hasilnya tidak buruk, kami bermain dengan sangat baik. Namun turnamen ini berakhir pada tanggal 28 Agustus.”
“Dan dalam periode ini saya harus mengganti beberapa pemain, di antaranya berasal dari tim utama. Jadi, para pemain baru, akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.”
Shakir mengatakan pemain baru ini juga tingkat kebugarannya tak bagus, sehingga ini mempengaruhi permainan tim.
Walaupun dalam laga melawan Timor Leste, Maladewa memang memberi pelawanan beberapa kali.
Namun, saat berhasil membawa bola ke pertahanan Timor Leste, dengan mudah dimentahkan oleh lawan.
Untuk itu, ia menyoroti masalah kebugaraan para pemainnya setelah menjalani tiga pertandingan dan menelan kekalahan ini.
“Dan juga butuh waktu untuk meningkatkan level kebugaran mereka,” kata Shakir.
“Jadi, masalah utamanya adalah tingkat kebugaran para pemain yang berada di tim sebelumnya dan para pemain yang bergabung belakangan, mereka tidak berada di level yang sama.”
“Tapi saya harus memasukkan mereka juga ke dalam tim utama dan level kebugaran mereka tidak sama, ketika itu terjadi maka konsentrasi tidak akan ada dan banyak kesalahan yang pasti akan terjadi.”
Walaupun Maladewa menelan kekalahan dalam tiga laga beruntun dan harus menjadi juru kunci Grup F.
Shakir mengatakan bahwa tim asuhannya telah mendapatkan pengalaman yang bagus selama tampil di ajang ini.
Baca Juga: Pemain Timor Leste Luis Figo Tertantang Ikut Jejak Sang Idola Gali Freitas untuk Main di Indonesia
Menurutnya, para pemannya bisa belajar dari tm-tim kuat di Asia Tenggara dan jadikan pengalaman ini lebih baik ke depan.
“Tapi ini adalah pengalaman yang sangat bagus untuk mereka. Dan untuk masa depan, mereka akan mendapatkan keuntungan dari turnamen ini. Juga, tim-tim kuat di ASEAN, seperti Indonesia,” tutur Shakir.
“Dan tim-tim tersebut, standar mereka sedikit lebih tinggi dari tim-tim di area SAFF.”
“Jadi, saya pikir inilah perbedaannya. Juga, persiapan, mereka jauh lebih baik dari kami.”
“Saya pikir Indonesia juga telah memainkan 17 pertandingan internasional tahun ini.”
“Juga, mereka telah bermain melawan Argentina, Italia, Ukraina, Jepang. Mereka adalah tim-tim yang jauh lebih baik. Jadi, mereka sangat siap untuk turnamen ini.”