Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Alwi menjadi pemain yang paling menonjol di jajaran youngster Tanah Air karena merebut medali emas di nomor tunggal putra Kejuaraan Dunia Junior 2023.
Namun, kesempatan Alwi dkk. untuk tampil di turnamen bergengsi tak sebanyak Lanier maupun Miyazaki kendati berlatih di Pelatnas PBSI.
Para pemain muda lebih banyak diturunkan di level Super 100 dan Super 300 atau bahkan ke International Challenge/Series, kasta ketiga dari piramida turnamen BWF.
Alwi misalnya, tahun ini paling tinggi dia tampil di level Super 500, itu pun hanya dua kali di Malaysia Masters dan Australian Open.
Pemain rank 45 dunia itu bahkan akan melewatkan tur turnamen BWF World Tour di Eropa meski sejatinya masih ada peluang untuk bertanding dari mundurnya sejumlah kontestan.
Sementara Lanier (rank 21) dan Miyazaki (rank 17) terus mengasah kemampuan dengan agenda berikutnya di Denmark Open, pekan depan, yang levelnya Super 750.
Level Super 750 dan Super 1000 sangat tinggi karena menjadi turnamen wajib bagi pemain-pemain top dunia.
Setidaknya, di tengah minimnya kesempatan, api itu masih menyala.
Alwi bersemangat melihat prestasi yang mulai diukir rekan-rekannya.
Dia tetap berjibaku dengan jalan yang ditapakinya dengan terobosan terkini adalah menembus semifinal Super 300 pertamanya di Macau Open.
"Pastinya membuat saya termotivasi karena itu poin tambahan, poin plus," kata Alwi menyoroti raihan trofi Lanier di Japan Open kepada BolaSport.com dan awak media lainnya.
"Mungkin dia dari segi masa otot dan ketahanan badan lebih besar dan bisa bersaing di level atas dan itu PR saya untuk bisa ada di situ."
"Prestasinya bukan membuat saya semakin turun. Saya ingin membuktikan kalau saya juga bisa," imbuh pemain asal Surakarta itu bertekad.
Alwi direncanakan tampil di Indonesia Masters II (Super 100) pada 29 Oktober-3 November lalu Kumamoto Masters (Super 500) pada 12-17 November.