Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Malaysia membawa pulang satu medali emas perorangan dan satu medali perak pada Kejuaraan Dunia Junior 2024.
Medali emas Negeri Jiran dipersembahkan oleh ganda putra, Kang Khai Xing/Aaron Tai.
Kang/Tai mengobati kebuntuan Malaysia setelah 13 tahun tanpa gelar juara dunia junior dengan mengalahkan Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi (China) pada final yang berlangsung di Nanchang International Sports Center, China, Minggu (13/10/2024).
Kang/Tai menang dengan skor, 21-18, 15-21, 21-18.
China tetap merayakan kesuksesan mereka pada Kejuaraan Dunia Junior 2024, dengan tiga gelar.
Hal yang lebih penting lagi, merebut kembali kedua mahkota juara dunia sektor setelah delapan tahun.
Satu-satunya negara lain yang memuncaki podium adalah Jepang yang mengulang kesuksesan mereka di ganda putri dengan Aya Tamaki yang memenangkan gelar berturut-turut.
Keterampilan Tai yang kidal dan kemampuan serba bisa Kang mengubah pertandingan untuk Malaysia.
Namun, setelah wakil Malaysia memenangkan gim pembuka, China mulai memanfaatkan permainan eksplosif mereka.
Baik Hu maupun Lin sama-sama memberikan serangan hebat dari dalam dan mereka tampak melaju dengan baik di awal gim ketiga.
Tetapi, kesalahan mulai muncul saat mereka berjuang mempertahankan laju permainan tersebut.
"Saya merasa sangat bahagia. Sekarang saya hanya ingin kembali ke Malaysia dan menikmati makanan serta bertemu keluarga saya," kata Kang dilansir dari BWFBadminton.
"Saya cukup terkejut, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan."
"Pada gim ketiga kami mencoba untuk tetap fokus pada setiap poin dan tidak menyerah."
"Ada tekanan ketika pemain China menyelamatkan tiga poin, tetapi saya mencoba mengatasinya, saya mencoba menenangkannya."
Kemenangan menyempurnakan kisah manis senior mereka, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin Rumsani yang menjuarai Arctic Open 2024.
China dipastikan meraih dua gelar tunggal. Unggulan teratas tunggal putra, Hu Zhe An mendominasi dari awal hingga akhir atas rekan senegaranya Wang Zi Jun, mengakhiri pertandingan dengan skor 21-15 21-18.
"Saya ingin menjadi juara, jadi saya menekan diri sendiri," kata Hu Zhe An.
"Saya merasa tegang di awal, tetapi setelah saya memimpin, saya mulai menyerang. Ini turnamen junior terakhir saya, jadi ini adalah akhir yang hebat."
"Tahun lalu, dalam beberapa bulan pertama, saya berada dalam situasi yang buruk. Itu adalah masa yang sulit. "
"Tetapi setelah Kejuaraan Asia Junior Asia, saya merasa semuanya menjadi lebih baik dan lebih baik. "
"Sekarang saya merasa siap untuk tingkat senior. Sekarang ada banyak peluang di tingkat senior, dimulai dengan Super 100, jadi saya akan fokus pada turnamen ini."
Sementara itu unggulan ketiga tunggal putri, Xu Wen Jing harus bekerja keras untuk meraih kemenangan atas Yin Yi Qing.
"Kemenangan ini sangat berarti bagi saya dan bagi tunggal putri China karena sudah delapan tahun sejak kami memenangkan gelar," ucap Xu.
"Selain itu, saya menyukai Chen Yu Fei. Jadi, saya senang dapat mengulangi kemenangannya pada 2016.”
Unggulan keempat, Ririna Hiramoto/Aya Tamaki (Jepang) menggagalkan peluang Low Zi Yu/Danie Sofea (Malaysia) untuk mengukir sejarah sebagai juara dunia junior termuda.
Hiramoto/Tamaki mengalahkan Low/Dania, 21-17 21-17.