Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, meraih hasil positif sejak resmi dilatih kakaknya sendiri, Kasper Antonsen.
Antonsen menjadi tunggal putra tuan rumah pertama dalam 14 tahun yang mengamankan gelar Denmark Open kedua (Peter Gade melakukannya pada 2000), hanya dalam turnamen keduanya dengan Kasper sebagai pelatihnya.
Pada Minggu (20/10/2024) di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, Antonsen memastikan gelar juara Denmark Open 2024 dengan kemenangan meyakinkan 21-15, 21-16 atas Koki Watanabe (Jepang).
Selama 54 menit, penonton berulang kali dibuat heboh menyaksikan kecepatan Antonsen yang tak kenal lelah mengungguli lawannya.
Pebulu tangkis 27 tahun itu lalu merenungkan bagaimana kemenangan ini berbeda dari kemenangannya pada 2020.
"Saat itu, undian tidak sekuat itu karena COVID-19. Penonton dan pelatih yang juga saudara saya membuat saya sangat istimewa," kata Antonsen dilansir dari BWF Badminton.
Kemenangan ini menandai keberhasilan pertama Antonsen sejak tersingkir di perempat final Olimpiade Paris 2024 yang mengecewakan.
Sejak saat itu, performa tunggal putra kedua Denmark setelah Viktor Axelsen itu mengalami pasang surut.
Dia terpaksa mengakhiri kemitraannya dengan mantan pelatihnya secara tiba-tiba. Pemain berusia 27 tahun itu kini siap untuk membuka lembaran baru.
"Tidak ada yang lebih baik daripada memenangkan gelar seperti ini. Tidak ada yang lebih besar dari ini," ucap Antonsen dengan puas.
"Saya senang bisa lolos dari Olimpiade dan semua hal lain yang telah saya lalui. Senang rasanya bisa merebut gelar di rumah sendiri."
"Dengan pemain Jepang, jika Anda tidak konsisten atau tidak bekerja keras, Anda akan menghadapi tugas yang sulit. Kuncinya adalah tetap tangguh dan berpegang pada rencana permainan."
Watanabe mengakui kekalahannya dengan lapang dada.
"Ia memiliki fisik yang luar biasa dan kemampuannya mengendalikan shuttlecock sangat hebat," aku Watanabe.
"Itulah yang membuatnya sangat sulit dikalahkan," aku petenis peringkat 13 dunia itu tentang ketertinggalan 0-4 dalam pertandingan head-to-head mereka.
"Tujuan saya tetap menembus lima besar dan akhirnya menjadi petenis peringkat 1 dunia."
Bagi Antonsen, tahun 2024 merupakan tahun yang penuh gejolak.
Pemain asli Aarhus ini mengawalinya dengan gemilang, membawa pulang trofi Malaysia Open dan Indonesia Masters pada Januari, tetapi performanya menurun setelah itu.
"Saya masih mengingat kembali beberapa pertandingan tersebut dan merasa saya lebih cepat saat itu," ujar Antonsen.
"Saya tidak merasa bahwa saya dalam kondisi terbaik, tetapi saya memecahkan teka-teki yang berbeda minggu ini" katanya.
Apa bagian penting dari kemenangan Antonsen di Odense? Bekerja sama dengan saudaranya Kasper.
"Jelas, ini adalah perubahan cepat dari kekalahan pada babak pertama menjadi kemenangan. Luar biasa, saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya," ucap Antonsen.
Sekarang, setelah semua kerja keras, Antonsen siap untuk bersantai dan menikmati istirahat yang memang layak didapatkannya. Rencananya sederhana tetapi manis.
"Makan siang di pantai. Saya tiba pagi-pagi sekali, jadi saya akan langsung berkendara ke pantai, makan siang besar, dan menikmati laut," kata Antonsen.
"Saya suka mencoba berbagai kuliner. Saya punya teman-teman baik yang menunggu di Spanyol."