Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Francesco Bagnaia terindikasi juga tertekan jelang fase akhir musim dalam perebutan gelar juara dunia dengan Jorge Martin.
MotoGP Thailand 2024 akhir pekan ini menjadi lebih menegangkan bagi Bagnaia.
Seri balapan yang bergulir di Sirkuit Buriram, Thailand tersebut akan jadi satu rangkaian tiga seri penutup akhir musim ini.
Artinya, tinggal tersisa sedikit kesempatan Bagnaia untuk memgejar Jorge Martin dalam papan klasemen MotoGP 2024, di mana sekarang dia tertinggal 20 poin.
Perebutan gelar musim ini memang mengerucut lagi pada dua sosok tersebut.
Situasinya bak deja vu, Martin lagi yang sedang memimpin.
Sedangkan Bagnaia mengekor di belakangnya.
Banyak yang bilang bahwa pembalap yang menghuni peringkat pertama atau yang sedang dikejar, biasanya lebih gugup.
Dalam hal ini, artinya Martin yang lebih tertekan.
Sama hal nya dengan musim lalu, yang pada akhirnya membuat Martinator sulit mengelola fokus pikirannya hingga terjadi blunder di beberapa seri dan akhirnya gagal juara dunia.
Untuk musim ini, Martin pun mengakui bahwa rasa gugup itu pasti ada. Tetapi dia sudah bilang hahwa pengalaman di tahun lalu membuatnya belajar banyak hal.
Adapun Bagnaia, masih berusaha stay calm.
Dalam konferensi pers MotoGP Thailand 2024, Kamis (24/10/2024) kemarin pun, dia awalnya mengaku akan tetap tenang dan santai menghadapi tekanan.
Bagaimana pun, murid Valentino Rossi itu adalah juara dunia bertahan dua kali. Pengalamannya merasakan sensasi menegangkan seperti ini sudah biasa.
"Bagi saya, ini adalah tahun ketiga berturut-turut saya berjuang untuk perebutan gelar," ungkap Bagnaia dikutip Bolasport dari Speedweek.
"Saya sudah terbiasa dan itulah mengapa saya tidak akan melakukan sesuatu yang berbeda pada tahun 2024."
"Memang situasi saya berbeda dari tahun lalu dan saya sedang tertinggal. Tapi persiapannya sama," kata Bagnaia berusaha tenang.
Kendati demikian, lambat laun gestur cemas tetap tidak bisa hilang dari sikap Bagnaia menghadapi pertanyaan media.
Dia menyadari kecepatan Jorge Martin tak ada lawan.
Konsistensi musuh utamanya sepanjang musim ini pun jauh lebih baik darinya. Martin sering rajin podium walau kalah jumlah kemenangan dari Bagnaia.
Rider asal Italia itu juga membandingkan situasi yang agak berbeda dibanding sebelumnya, terutama ketika sprint belum ada. Bagnaia sadar dia benar-benar harus bisa mencuri kemenangan di seri Thailand ini jika mau memperpanjang fase perebutan gelar sampai seri pamungkas.
"Saat pertama kali saya berada di posisi berebut gelar seperti ini, situasinya berbeda karena belum ada sprint," kata pembalap asal Turin, Italia.
"Sekarang ada lebih banyak poin yang bisa diberikan di akhir pekan. Tapi poin krusialnya adalah saya harus melakukan sesuatu untuk memperpendek selisih tersebut," tegas dia.
"Saya tidak ingin mengatakan dia (Martin) lambat. Ini pasti akan sangat sulit, tapi saya pikir kami bisa mendapatkan poin," ucap Bagnaia menyeringai.
Faktanya, meski berusaha santai dan tidak terlihat tertekan, Bagnaia memutuskan untuk tidak menerima wawancara apapun selain dari jadwal wawancara ofisial yang telah ditentukan dari MotoGP.
Melansir dari Speedweek, pembalap 26 tahun itu mengisolasi diri dari publik dan pertanyaan media asing lain selama akhir pekan ini demi menjaga fokusnya untuk balapan.
Di sisi lain, Marc Marquez pun memahami apa yang sedang dialami Bagnaia, begitu pula Martin. Juara dunia 8 kali itu lebih berpengalaman, Marquez paham situasi mereka sekarang.
"Ini tidak mudah bagi mereka berdua," kata Marquez.
"Saya ingat ketika saya berada dalam situasi ini beberapa waktu yang lalu, apa yang Anda rasakan, Anda tidak menikmatinya, Anda menderita."
"Dalam tiga balapan (terakhir) mereka akan tahu apakah mereka juara dunia atau tidak,” kata pembalap 31 tahun itu.