Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bastianini masih menggebu-gebu untuk merebut tempat ketiga sebagai kado perpisahan untuk Ducati dan juga potensi bonus terakhir.
Sementara di sisi lain, Marquez juga merindukan kemenangan lagi, apalagi di sirkuit kandang yang terakhir kali dialami pada musim 2019 bersama Honda.
Agresivitas dan karakter tidak kenal kompromi dari Marquez jelas diwaspadai.
Meski begitu, Marquez diprediksi sudah mengetahui risiko jika ia mengacaukan balapan Martin dan Bagnaia.
Khususnya terhadap Bagnaia yang akan menjadi rekan setimnya di Ducati, Marquez tentu ingin menghindari kemungkinan terjadinya kontroversi.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh dua mantan pembalap MotoGP asal Inggris, Michael Laverty dan Neil Hodgson.
Marquez disebut sudah lebih dewasa menghadapi situasi-situasi yang berpotensi menimbulkan kontroversi.
"Sekarang dia (Marquez) sudah lebih dewasa dalam pendekatannya. Dia tidak akan ikut campur dalam pertarungan antara Jorge dan Pecco," kata Laverty kepada TNTSports dilansir via GPone.
"Dia bisa menyalip, tetapi hanya jika memungkinkan tanpa mengambil risiko."
"Bahkan jika dia seorang pembunuh, saya pikir dia akan melakukan kesalahan karena harus berhati-hati."