Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, harus menyerah setelah berjuang di tengah cedera pada laga kedua babak penyisihan grup BWF World Tour Finals 2024.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus mengakui keunggulan rival sulit yaitu wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Woo Yik.
Fajar/Rian kalah dengan skor 21-19, 14-21, 15-21 dalam pertandingan yang dihelat di Hangzhou Olympic Sports Center Gymnasium, Hangzhou, China, Kamis (12/12/2024).
Pertarungan sengit sudah ditunjukkan dua pasangan yang telah merasakan puncak dunia.
Sementara Fajar/Rian pernah menghuni peringkat 1 dunia, Chia/Soh sudah pernah menggondol medali emas di Kejuaraan Dunia.
Namun, momentum dapat direbut lebih dahulu oleh Fajar/Rian yang mampu memaksa Chia/Soh untuk mengangkat bola duluan.
Chia/Soh berusaha mengecoh dengan bola-bola drop tetapi dapat dikembalikan. Keunggulan FajRi bertambah lebar di 10-3.
Sejumlah kesalahan sendiri dari Chia/Soh membantu Fajar/Rian untuk menjauh. Namun, jelang interval justru mereka yang sering eror.
Chia/Soh mendapat angin untuk menipiskan jarak. Tekanan berbalik dirasakan Fajar/Rian hingga hampir terkejar di 10-9.
Fajar/Rian mencegah lawan menyamakan skor dengan langsung menyerang dengan smes. Jarak poin menjadi dua angka 11-9 di interval.
Reli-reli ketat dengan tempo yang cepat ditunjukkan oleh kedua pasangan. Malang, tantangan ekstra harus dihadapi Fajar/Rian.
Salah mengambil tumpuan, Fajar terkilir di pergelangan kaki kirinya hingga harus bertahan sambil berbaring. Chia/Soh pun memenangi reli untuk menyamakan skor di 14-14.
Kemalangan Fajar/Rian belum berakhir.
Umpire memberi tahu FajRi bahwa tidak ada perawatan medis saat pertandingan berjalan seperti semprotan penahan rasa sakit sebagaimana aturan Federasi Dunia Bulu Tangkis (BWF).
(Update: Aturan baru BWF pada 9 November 2024 menghapus jatah sekali pemberian semprotan pereda rasa sakit oleh dokter turnamen kepada pemain. Selain itu pemain hanya boleh memakai semprotan pereda rasa sakit saat interval.)
Penanganan medis yang memerlukan waktu cuma bisa dilakukan saat jeda interval atau antargim, kecuali jika ada luka berdarah.
Time-out untuk perawatan medis dikhawatirkan disalahgunakan oleh pemain untuk mengambil napas hingga memutus momentum lawan.
Namun, solidaritas ditunjukkan pasangan Malaysia.
Setelah beradu argumen dengan umpire, pemenang medali Olimpiade ini berinisiatif memanggil dokter kepada referee alias wasit turnamen untuk memeriksa Fajar.
Pertandingan dihentikan cukup lama. Dokter akhirnya hanya memeriksa kondisi Fajar. Pemain asal Majalaya terlihat masih kurang nyaman saat melanjutkan pertandingan.
Terlihat pergerakan Fajar menjadi terbatas. Dia terjatuh lagi saat reli di 19-16. Namun, semangat tinggi masih ditunjukkannya.
Permainan bagus masih ditunjukkan Fajar dengan menyerobot pengembalian lawan dari depan net untuk game point 20-16.
Ketika Chia/Soh mengejar lagi hingga 20-19, Fajar kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pemain depan dengan sergapan lain yang mematikan lawan.
Perawatan medis akhirnya diterima Fajar saat jeda antar-gim. Pergelangan kakinya mendapatkan semprotan dan dibebat.
Fajar/Rian sayangnya kemudian mengalami kesulitan untuk mengatasi kebangkitan Chia/Soh.
Pergerakan Fajar belum maksimal kendati dalam beberapa momen dia menunjukkan pergerakan eksplosif untuk memenangkan reli.
Pada gim kedua, mantan pasangan nomor satu dunia tersebut selalu tertinggal sejak skor 2-3. Tak sekali pun FajRi dapat menyamakan.
Chia/Soh pun mendapatkan game point dengan keunggulan delapan angka pada 12-20. Wakil Indonesia membalas dua kali sebelum rubber game dipastikan.
Fajar/Rian belum benar-benar bangkit di gim tambahan. Bertanding dengan tiga kaki, pasangan Indonesia kewalahan untuk mengatasi permainan Chia/Soh.
Chia/Soh pun akhirnya memastikan kemenangan kedua mereka di fase grup.