Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Dominasi besar Ducati membuat balapan MotoGP sering dicibir sebagai Ducati Cup alias Piala Ducati. Ini tidak terlepas dari mentalitas 'serakah' yang dimiliki sosok di balik kejayaan pabrikan Borgo Panigale.
Hasil berbicara ketika berbicara tentang seberapa kuat kedigdayaan Ducati di MotoGP.
Pada MotoGP 2024, Ducati hanya sekali gagal memenangi balapan grand prix dari 20 seri yang diselenggarakan. Total 19 dari 20.
Apakah cukup sampai merebut posisi pertama? Tidak. Ducati juga melakukan sapu bersih podium dengan menguasai tiga besar sebanyak 14 kali, rekor baru.
Masih kurang? Dari 60 posisi podium yang diperebutkan tahun lalu (3 posisi teratas di setiap seri), Ducati menguasai 53 di antaranya!
Cuma ada tujuh tangga podium yang direbut pembalap dari 4 pabrikan lainnya.
Tidak heran apabila ketika melihat tabel klasemen, empat pembalap di peringkat teratas semuanya adalah penunggang motor Ducati Desmosedici GP.
Ini juga menjadi musim kedua secara beruntun ketika pembalap tiga besar di klasemen akhir semuanya dari skuad Borgo Panigale.
Satu hal lain yang menjadi catatan adalah bagaimana pembalap yang bergabung dengan Ducati langsung tampil kompetitif. Minimal bisa podium.
Ketika berbicara motor yang terlalu cepat untuk diimbangi, pujian akan terarah ke Gigi Dall'Igna selaku general manager.
Dall'Igna direkrut Ducati ketika Desmosedici terlihat sulit untuk diselamatkan. Bahkan pembalap sekaliber Valentino Rossi angkat tangan.
Tangan dingin sosok berjanggut putih tersebut terlihat ketika motor Ducati berubah dari hanya bisa dikendarai satu orang menjadi bersahabat untuk semuanya.
Semuanya ini tidak terlepas dari keinginan Dall'Igna untuk menempatkan seluruh motor Ducati di posisi terbaik.
Hal itu sebagaimana diungkap salah satu pembalap Ducati yaitu Alex Marquez yang memperkuat tim satelit, Gresini Racing, sejak 2023.
"Dia (Dall'Igna) selalu berkata apabila dia memiliki delapan motor di lintasan, dia ingin posisi pertama hingga kedelapan adalah Ducati," kata Marquez, dilansir BolaSport.com dari AS.com.
"Itu memberi tahu kita tentang mentalitas pemenangnya."
Delapan pembalap Ducati di delapan posisi finis teratas sudah menjadi kenyataan saat balapan sprint GP Thailand, Oktober lalu.
Baca Juga: Merasa Dijauhi karena Terlalu Jago di MotoGP, Bos Ducati Sebenarnya Cuma Punya Target Sederhana
Rahasia Ducati di bawah komando Dall'Igna tidak hanya tentang motor yang luar biasa.
Alex Marquez membeberkan pendekatan Dall'Igna yang menyebabkan semua pembalap motor Ducati bisa mengeluarkan performa terbaik.
"Kelebihannya adalah dukungan yang sungguh-sungguh diberikan langsung. Itu memberi Anda kepercayaan diri yang tinggi kepada pembalapnya," ucap adik Marc Marquez.
Dall'Igna memang sering terlihat mondar-mandir dari satu garasi tim ke garasi tim lain.
Padahal Ducati punya skuad paling gemuk di MotoGP dengan 4 tim dan 8 pembalap.
Tim Gresini yang diperkuat Marquez pun bukan tim satelit dengan bujet paling mewah di MotoGP. Meski begitu, prestasi selalu datang.
Sementara pencapaian kakaknya tidak perlu dijelaskan lagi, Alex telah merasakan pole position, podium, dan juga kemenangan kendati di balapan sprint.
Alex Marquez pun memprediksi tahun depan peta kekuatan tidak akan banyak berubah meski Ducati kehilangan 1 tim.
Skuad Ducati tinggal tim pabrikan serta VR46 dan Gresini selaku tim satelit. Adapun Pramac yang semula merupakan partner paling erat memilih hijrah ke Yamaha.
Meski begitu, Ducati tetap pabrikan dengan tim paling banyak, mengalahkan pabrikan lain yang masing-masing memiliki pasangan 1 tim pabrikan dan 1 tim satelit.