Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun, Yamaha tidak memiliki motor hebat itu. Faktanya, Rossi sendiri mulai berpikir bahwa dia telah membuat kesalahan dengan bertaruh pada merek tersebut.
Meski demikian, mereka tahu cara menciptakan motor yang sesuai dengan standar pembalap, yang membuat mereka kembali memenangkan gelar juara dunia MotoGP pada 2004.
"Budaya saat itu, cara berpikir pada waktu itu pada 2002, 2003 adalah bahwa motor adalah hal yang paling penting terlepas dari siapa pun pembalapnya."
"Dan dengan mendatangkan Valentino ke Yamaha, kami menunjukkan bahwa kedua elemen itu penting di dunia ini," ujar Brivio.
Keputusan itu sempat menimbulkan keraguan pada awalnya, tetapi menjadi keputusan yang tepat.
"Saya sangat bangga akan hal itu karena saya pikir kami telah memberikan sesuatu yang berharga kembali kepada manusia, kepada olahraga ini," aku Brivio.
"Saya pikir saat itu kami merasa telah berkontribusi untuk menyeimbangkan sedikit lebih banyak pentingnya motor versus pentingnya pembalap."
Bahkan, pria Italia itu membandingkan situasi tersebut dengan masa kini.
"Saat itu situasinya seperti Pecco Bagnaia memutuskan untuk meninggalkan Ducati karena tidak bahagia dan kemudian memutuskan untuk pergi ke pabrikan yang tidak menang dan memenangkan gelar pada tahun berikutnya," tutur Brivio.
"Jadi itu adalah sesuatu keputusan besar yang sangat menyenangkan. Tentu saja, kami bersenang-senang dan saya juga belajar banyak."
"Saya harus mengatakan bahwa Valentino mengubah mentalitas balap dan budaya di dalam Yamaha."