Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kanal YouTube tim bola voli putri, Daejeon JungKwanJang Red Sparks dipenuhi komentar dari penggemar Indonesia.
Mereka menyemangati Megawati Hangestri Pertiwi dan Red Sparks. Mega yang datang ke Liga Voli Korea untuk musim 2023-2024, benar-benar membuat semua orang terkena demam liga dan Megawati.
Penggemar Indonesia mengunjungi stadion, dan jumlah pelanggan saluran YouTube tim meningkat sepuluh kali lipat (dari 30.000 menjadi 300.000).
Ini adalah angka yang sebanding dengan tim bisbol profesional.
Hasilnya juga bagu setelah tim berjulukan Red Force itu finis ketiga pada musim reguler dan melaju ke postseason untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
"Seperti pelatih timnas Shin Tae-yong (yang baru saja diputus kontrak oleh PSSI), saya juga ingin mempromosikan Indonesia di Korea," kata Megawati dalam wawancara dengan Joongang.co.kr pada Juli 2023.
Mega yang diwawancara lagi setelah 1 tahun 6 bulan kemudian mengungkapkan perasaannya setelah memasuki musim kedua pada Liga Voli Korea.
"Sebelum saya datang ke Korea, ada orang yang mengenali saya, tetapi sekarang, bahkan di tempat lain selain tempat tinggal saya, orang-orang mengenali saya dan berkata, 'Bukankah itu Mega?"
"Saya tidak pernah menyangka akan setenar ini (di Indonesia). Saya hanya fokus pada bola voli dan ternyata seperti ini. Saya senang."
Pemain Asia Tenggara pertama yang mencapai 'impian Korea' adalah Piapong Pioon (66, Thailand), yang bermain untuk Lucky-Goldstar (sekarang FC Seoul) pada awal-awal sepak bola profesional.
Piapong membuat sensasi pada 1984 dengan menyapu bersih gelar pencetak gol dan assist. Berkat Piapong, produk Goldstar bahkan dijual di department store Thailand.
Efek Mega juga hebat. Red Sparks membuka toko di Indonesia pada 2022 dan memasuki negara itu dengan sungguh-sungguh.
Secara kebetulan, Mega telah aktif di Korea sejak 2023 yang juga telah meningkatkan citra perusahaan induknya.
April 2024, Red Sparks diundang oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia untuk memainkan pertandingan persahabatan.
"Ini pertama kalinya Liga Voli Korea mengundang pemain luar dari Indonesia. Saya pikir saya senang bisa memperkenalkan Indonesia ke Korea."
Mega juga memamerkan kemampuan luar biasa musim ini. Pada 9 Desember, pebola voli berusia 25 tahun itu berada di posisi pertama di divisi putri dalam tingkat keberhasilan serangan (46,7 persen).
Megawati mengalahkan legenda voli Korsel, Kim Yeon-koung (Heungkuk Life Pink Spiders 46,3 persen).
Ia juga berada di peringkat pertama dalam serangan terbuka (41,0 persen) dan tingkat keberhasilan serangan balik (49,7 persen). Total skornya juga berada di peringkat ke-4 (404 poin).
Selain itu, Red Sparks memilih pemain kuota asing, Vanja Bukilic (Serbia) yang musim lalu memperkuat Gimcheon Korea Expressway Hi-Pass.
Tampaknya akan sulit bagi Bukiluc untuk hidup berdampingan dengan Megawati karena keduanya sama-sama berada di posisi opposite.
Namun, ketika Bukilic berubah posisi menjadi outside hitter yang melakukan servis dan receive, 'double gun' terkuat pada Liga Voli Korea tercipta.
Keduanya sering bergaul dengan penerjemah Lee So-jung, yang berbicara baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, bahkan di luar lapangan.
"Saya senang Bukilic datang. Kami banyak berbicara musim lalu dan hampir berhasil. Seperti yang Anda lihat, chemistry kami sangat bagus. Kami berdua memiliki skor MBTI yang sama yaitu ‘E (ekstrovert)’,"katanya sambil tertawa.
Saat Megawati menjadi mahasiswa tingkat dua, ia telah sepenuhnya beradaptasi dengan Korea.
Selama jeda All-Star, ia pergi ke Busan bersama teman-teman Indonesia yang ditemuinya di Korea. Ia telah fasih berbahasa Korea dan memahami banyak hal.
"Saya dapat berkomunikasi dengan kata-kata pendek. Misalnya, saya mengatakan hal-hal seperti, ‘Apa yang kamu lakukan kemarin?," tutur Megawati
"Saya pergi ke Busan,’ dan ‘Saya makan daging sapi.’ Saya juga mengucapkan ‘bagus’ dan ‘ya ampun.’"
Mega berharap Indonesia dan Korea menjadi lebih dekat melalui dirinya, dan para pemain Indonesia akan memiliki impian yang lebih besar.
"Saya sangat bersyukur pelatih Ko Hee-jin memilih saya. Saya bersyukur bahwa saya dapat menciptakan koneksi yang baik dan menjadi contoh," ucap pemain asal Jember, Jawa Timur itu.
"Saya berharap di masa mendatang, lebih banyak pemain akan menantang diri mereka sendiri di panggung Korea melalui kuota Asia dan memiliki pengalaman yang sama seperti saya."
Red Sparks tersendat pada awal musim dengan 4 kekalahan berturut-turut, tetapi menyelesaikan putaran pertama dengan 8 kemenangan berturut-turut.
Saat ini Red Sparsk berada di peringkat ke-3 (12 menang, 6 kalah, 34 poin).
Namun, selisih dengan peringkat pertama Pink Spiders (15 menang, 4 kalah, 44 poin) dan peringkat kedua Hyundai Construction (14 menang, 5 kalah, 43 poin) tidak terlalu besar, sehingga bisa mengancam posisi teratas.
"Saya merasa sangat senang dan bersyukur ketika mendengar bahwa tim saya adalah kandidat juara," ujar Megawati.
"Ketika pertama kali datang ke sini, tujuan saya adalah memenangkan kejuaraan."
"Jika saya melakukannya dengan baik, saya pikir akan ada jalan yang baik bagi pemain (kuota Asia) lainnya untuk datang."
"Jika saya melakukan yang terbaik seperti sekarang, saya pikir saya bisa naik satu langkah pada satu waktu."