Eks pemain Chelsea, Gustavo Poyet, merasa heran dengan "virus" aneh yang selalu menyerang mereka pasca menjadi juara Liga Inggris.
Pada beberapa musim terakhir ini, Chelsea seolah dilanda virus yang mengganggu performa di musim selanjutnya, pasca memenangi gelar Liga Inggris.
Carlo Ancelotti dan Jose Mourinho pernah mengalami hal tersebut.
Ancelotti mengalami hal tersebut setelah menjuarai Premier Leaggue musim 2009-2010.
(Baca Juga: Alvaro Morata Miliki Persamaan dengan Harry Kane, Apa Itu?)
Meski finis di posisi kedua pada musim selanjutnya, Chelsea kehilangan enam kemenangan dibanding musim sebelumnya.
Jose Mourinho mengalami hal yang sama usai menjuarai Premier League musim 2014-2015.
Pada musim 2015-2016, performa Chelsea naik-turun dan berkutat di papan bawah.
(Baca Juga: Harga Lengan Jersey Chelsea Bisa Beli 981 Unit Apartemen Meikarta!)
Mourinho akhirnya dipecat di tengah jalan dan digantikan Guus Hiddink yang membawa Chelsea finis di posisi 10 di akhir musim.
Seolah terulang, Antonio Conte mengalami gejala yang serupa dengan dua pendahulunya tersebut.
Pasca menjuarai Premier League musim lalu, manajer asal Italia masih kesulitan membuat timnya bermain stabil.
(Baca Juga: Mantan Striker Chelsea yang Didepak Persib Bandung Minta Antonio Conte Tiru Mauricio Pochettino)
Klub berjuluk The Blues tengah berada di posisi empat dengan koleksi 22 poin, tertinggal sembilan poin dari Manchester City yang memuncaki klasemen sementara Premier League.
Selain itu, Chelsea telah kebobolan 10 gol hingga pekan ke-11, artinya mereka hampir selalu kebobolan ditiap laga.
"Memenangkan gelar, itu virus. Setelah Anda memenangkannya tahun depan, ada yang tidak beres bagi Mourinho, Ancelotti dan Conte," ucap Gustavo Poyet kepada Standard, dikutip BolaSport.com.
(Baca Juga: Pahlawan Timnas Italia pada Piala Dunia 2006 Berpeluang Gantikan Gian Piero Ventura)
Menurut Poyet situasi semakin sulit karena setiap tim ingin mengalahkan juara bertahan.
"Bagi Chelsea musim panas yang sangat aneh, berantakan di dalam klub. Situasi Costa sangat sulit dan begitu juga menggantikannya. Pemain baru butuh waktu untuk beradaptasi dan membuktikan diri," ujar Poyet.
"Tahun lalu, dengan segala hormat kepada pemain skuad, tim dibuat. Tahun ini Anda membuat satu tim, saya membuat satu tim, dia membuat satu tim, Conte membuat tim lain. Konsistensinya itulah mengapa mereka memenangkan liga, tidak hanya pemilihan tapi formasi dan gaya permainan."
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | standard.co.uk |
Komentar