Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rekam Jejak 5 Pelatih yang Menjadi Anak Didik Sir Alex Ferguson di Manchester United, Ternyata Hanya Segelintir yang Berhasil

By Taufan Bara Mukti - Sabtu, 25 November 2017 | 15:58 WIB
Striker Manchester United, Javier Hernandez (kanan), menatap ke arah Manajer Sir Alex Ferguson, yang mengangkat trofi Liga Inggris seusai laga kontra Swansea City di Stadion Old Trafford, Manchester, pada 12 Mei 2013.
ANDREW YATES/AFP
Striker Manchester United, Javier Hernandez (kanan), menatap ke arah Manajer Sir Alex Ferguson, yang mengangkat trofi Liga Inggris seusai laga kontra Swansea City di Stadion Old Trafford, Manchester, pada 12 Mei 2013.

Pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, ternyata miliki andil besar selain mempersembahkan banyak piala bagi Setan Merah.

Mantan pelatih yang akrab disapa Fergie ini juga dikenal menjadi guru bagi para pemain asuhannya.

Teranyar, Ryan Giggs menjadi kandidat pelatih timnas Wales usai Chris Coleman mengundurkan diri.

Giggs bukan satu-satunya eks pemain Manchester United yang menjadi pelatih usai pensiun.

Sebut saja nama-nama seperti Roy Keane, Gabriel Heinze, Ole Gunnar Solksjaer, Teddy Sheringham, dan Gary Neville pernah merasakan sulitnya melatih sebuah tim.

Bahkan Neville hanya 3 bulan melatih Valencia sebelum dipecat pada Maret 2016.

Tetapi ada juga beberapa nama eks pemain Man United yang sukses sebagai pelatih, sebut saja Laurent Blanc.

BolaSport.com telah merangkum 5 eks pemain Manchester United yang memilih menjadi pelatih usai pensiun.

Inilah kelima pemain tersebut:

1. Henrik Larsson

Henrik Larsson pernah semusim bermain di Manchester United dengan status pinjaman.

Setelah pensiun pada 2013, Larsson menjadi asisten pelatih di Hoegaborg.

Larsson kemudian menjadi pelatih tim promosi, Falkenberg, di Liga Swedia.

(Baca Juga: 4 Pertandingan yang Harus Anda Tonton pada Pekan Big Match Eropa)

Setelah mengamankan posisi Falkenberg di akhir musim, Larsson memutuskan untuk hengkang di akhir musim.

Ia pun hijrah ke Helsinborg pada 2016. Di tangan Larsson, Helsinborg justru degradasi setelah kalah dalam babak play-off melawan Halmstad.

Pendukung yang kecewa, langsung menyerang Larsson dan anaknya, Jordan.


Henrik Larsson ketika memimpin Helsingborg sebagai pelatih. .(AFP)

2. Ole Gunnar Solskjaer

Ole Gunnar Solskjaer menjadi pelatih tim Liga Norwegia, Molde FK pada 2010.

18 Maret 2011, Molde melakoni partai liga pertama di bawah asuhan Solskjaer dan berakhir dengan kekalahan 0-3 dari tim ptomosi Sarpsborg 08.

Tetapi di akhir musim tersebut, Solksjaer sukses membawa Molde menjuarai Liga Norwegia.

(Baca Juga: Liverpool Vs Chelsea - Menanti Bentrokan Mohamed Salah dan Eden Hazard, Siapa Lebih Tajam?)

Setelah itu ia melatih Cardiff City di divisi Championship, pada Januari 2014.

Namun tak sampai setahun ia kemudian dipecat karena prestasi buruk Cardiff musim itu.

Gagal di tanah Inggris, Solksjaer kembali ke Molde dan menandatangani kontrak berdurasi tiga setengah tahun pada Oktober 2015.


Ole Gunnar Solskjaer menembak bola dalam pertandingan Premier League versus Everton, 4 Desember 1999.(DOK. MAN. UNITED)

3. Roy Keane

Eks kapten Manchester United ini terkenal sebagai pemain yang keras di dalam lapangan.

Bersama The Red Devils, Roy Keane sukses merengkuh berbagai gelar juara.

Namun, kegemilangan Keane ternyata tak berlanjut hingga masa pensiun.

Keane ditunjuk menjadi manajer Sunderland pada 2006, dan sukses membawa tim tersebut ke kasta tertinggi Liga Inggris pada 2007.

Hanya saja, saat berlaga di kasta tertinggi, prestasi Sunderland menurun drastis.

(Baca Juga: Melihat 3 Hal Ini, Apakah Manchester United Bisa Kalah di Pertandingan Ke-13?)

Keane pun dipecat usai menorehkan lima kekalahan dalam enam pertandingan Sunderland.

Pemain asal Republik Irlandia itu memilih untuk kembali ke kasta kedua bersama Ipswich Town pada 2009.

Di Ipswich nasib Keane tak berubah, ia gagal mengangkat performa tim dan akhirnya dipecat pada 2011.

Selepas itu Keane memilih untuk menjadi asisten pelatih di timnas Republik Irlandia pada 2013, lalu mengasisteni Aston Villa pada 2014.


Asisten pelatih tim nasional Republik Irlandia, Roy Keane, menghadiri sesi konferensi pers di Stade Municipal, Versailles, pada 11 Juni 2016.(MIGUEL MEDINA/AFP)

4. Mark Hughes

Pemain Manchester United era 1980-1986 ini menjadi pelatih timnas Wales pada 1999.

Namun Mark Hughes gagal membawa Wales lolos ke Piala Eropa 2004 karena kalah di babak play-off dari Rusia.

Selanjutnya karier Hughes berlanjut ke Blackburn Rovers pada September 2004.

Selama dilatih Hughes, pemain-pemain Blackburn disebut terlalu keras dalam latihan fisik dan kerap bermain kotor.

(Baca Juga: Cerita Mauro Icardi, Perebut Istri Orang yang Kini Jadi Andalan Inter Milan)

Hughes pun pindah ke Manchester City pada 2008 menggantikan Sven-Goran Eriksson.

Hughes berperan dalam pembelian pemain-pemain besar seperti Gareth Barry, Emmanuel Adebayor, Kolo Toure, dan Carlos Tevez ke Manchester City.

Pada Desember 2009 Hughes pun dipecat dan digantikan oleh Roberto Mancini.


Manajer Stoke City, Mark Hughes (kanan), mengamati jalannya laga Premier League di kandang Liverpool FC, Stadion Anfield, 27 Desember 2016.(PAUL ELLIS / AFP)

5. Laurent Blanc

Datang ke Manchester United pada 2001, Laurent Blanc menggantikan Jaap Stam yang hengkang.

Meski hanya berlangsung hingga 2003, namun Blanc menjadi sosok penting di Manchester United.

Karier Blanc selepas pensiun sebagai pemain pun terbilang lumayan.

Pria berusia 51 tahun itu membawa Bordeaux meraih treble winners pada 2008-2009, yakni gelar juara Liga Prancis, Piala Liga Prancis, dan Piala Super Prancis.

(Baca Juga: 5 Relasi Guru dan Murid Para Pelatih Masa Kini, Spesial Hari Guru!)

Karena prestasi itu, Blanc didapuk menjadi pelatih timnas Prancis pada 2010.

Tetapi Blanc hanya bisa membawa tim Ayam Jantan ke babak perempatfinal karena dikalahkan oleh Spanyol dengan skor 0-2.

Blanc akhirnya berlabuh ke Paris Saint-Germain (PSG) pada 2013.

Blanc sukses mempersembahkan berbagai gelar juara kepada PSG seperti Liga Prancis, Piala Prancis, dan Piala Liga.

Gelar pribadi juga pernah diraih oleh Blanc, yakni gelar Pelatih Terbaik Liga Prancis (2008 dan 2015) dan Pelatih Prancis Terbaik (2009).


Mantan pelatih Paris Saint-Germain, Laurent Blanc, mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan Ligue 1 melawan Guingamp di Stadion Roudourou, Guingamp, Prancis, 9 April 2016.(LOIC VENANCE/AFP)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aditya Fahmi Nurwahid
Sumber : BolaSport.com
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
24
57
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Real Madrid
24
51
2
Atlético Madrid
24
50
3
Barcelona
23
48
4
Athletic Club
23
44
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
23
35
7
Osasuna
24
32
8
Real Sociedad
23
31
9
Girona
24
31
10
Mallorca
23
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
24
54
3
Atalanta
25
51
4
Lazio
25
46
5
Juventus
24
43
6
Fiorentina
24
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
24
34
10
Udinese
24
30
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X