Kubu Napoli sudah mengibarkan bendera putih dalam persaingan meraih gelar juara Liga Italia musim ini. Mereka sudah harus legawa melihat Juventus yang berpesta.
Hingga pekan ke-36, Juventus memimpin klasemen Liga Italia dengan 91 poin atau unggul 6 angka atas Napoli.
Secara matematis, Juve tinggal membutuhkan satu poin tambahan guna memastikan gelar juara.
Sekalipun mereka kalah beruntun dan Napoli rutin menang dalam dua partai sisa, Bianconeri bakal tetap sulit dikejar sang rival.
Karena rekor head-to-head di antara kedua tim sama kuat (1-0, 1-0), selisih gol total bakal dijadikan patokan berikutnya jika poin mereka setara di klasemen akhir.
Andai itu terjadi, dalam hal ini Juventus unggul jauh dengan perbedaan selisih 16 gol. Juve mencatat surplus 61, sedangkan Napoli +45.
(Baca Juga: Bedah Performa Mohamed Salah Saat Mandul dalam 3 Partai Terakhir)
"Adakah yang berpikir Napoli akan bangkit mengejar 6 poin dan selisih 16 gol? Mari akuilah, selamat kepada Juventus atas gelar Liga Italia yang ketujuh secara beruntun," ucap legenda Juve, Marco Tardelli.
Dikutip BolaSport.com dari Calciomercato, Tardelli juga menyebut hal yang menyebabkan Napoli kalah lagi dari Juve dalam persaingan meraih scudetto.
"Kuncinya adalah kekuatan mental dan kebiasaan mengejar target yang jelas. Juventus punya lebih banyak soal hal ini daripada Napoli," kata gelandang Juve pada 1975-1985 ini.
Kekuatan mental itu tampak jelas dalam fluktuasi performa Napoli pada pekan-pekan krusial menjelang akhir musim.
Saat menang 1-0 di kandang Juve (22/4/2018), Napoli mengikis defisit menjadi cuma satu poin dari Juventus.
Bukannya terus terpacu melanjutkan tren kemenangan, Marek Hamsik cs malah langsung kalah telak 0-3 dari Fiorentina pada pekan selanjutnya.
Pekan lalu, Napoli kembali gagal menang lantaran ditahan Torino 2-2.
Pada sisi lain, mentalitas juara Juventus tampak dengan tradisi mereka yang langsung bangkit seusai disakiti.
Setelah kekalahan dari Napoli, Gonzalo Higuain cs mampu langsung melesat dengan catatan dua kemenangan beruntun atas Inter Milan 3-2 dan Bologna 3-1.
"Saat mampu menang atas Juventus, saya yakin inilah tahunnya Napoli. Mereka punya keunggulan psikologis. Namun, kedua tim menunjukkan reaksi berbeda terhadap tekanan yang dialami," kata Tardelli.
"Hal itulah yang menjadi perbedaan substansial di antara Juventus dan Napoli," ucap pria berusia 63 tahun tersebut.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | calciomercato.com |
Komentar