Mungkin Neymar memang tidak pindah ke Real Madrid, tapi ia berpotensi menyaingi Luis Figo sebagai traidor alias pengkhianat sekaligus sosok yang paling dibenci elemen Barcelona.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Figo adalah simbol Yudas buat para cules alias fan Barcelona.
Eks pujaan publik Camp Nou itu memutuskan menukar seragam menjadi putih-putih milik Madrid pada awal milenium.
Rasa sakit pengkhianatan terwujud dalam lemparan kepala babi ketika Figo kembali ke Camp Nou untuk kali pertama dengan seragam Madrid.
Neymar berbeda kasus, tapi rasa pengkhianatan barangkali sama.
Ia secara resmi mendatangi manajemen Barcelona bersama sang ayah, Neymar Sr., untuk meminta pergi dari Barcelona. Demikian rilis resmi Barca pada Rabu (2/8).
Neymar ingin pindah ke Paris, Prancis, bareng Paris Saint-Germain.
Pembayaran transfer akan memecahkan rekor dunia, 222 juta euro hanya klausul pelepasan. Angka itu sudah lebih dari dua kali lipat rekor permain termahal sejagat saat ini.
Gaji Neymar juga naik dua kali lipat, menjadikannya pesepak bola berpenghasilan tertinggi di planet ini.
Cules pun sudah melabelinya sebagai mata duitan atas apa yang sudah Barca berikan.
Bukan hanya gelar atau finansial, tapi masalah yang sempat mencoreng nama baik institusi Barca.
Perekrutan Neymar dirundung misteri nilai transfer yang berujung pemberhentian Presiden Sandro Rosell, yang sekarang dipenjara, hingga permasalahan dengan otoritas pajak Spanyol.
Para personel Barca, seperti Gerard Pique, juga turut mempertanyakan keinginan Neymar.
Apakah mengincar lebih banyak uang atau memburu lebih banyak gelar. Ambisi pertama dikonotasikan dengan kepindahan keluar Camp Nou, ambisi kedua dikaitkan dengan bertahan di Barca.
Baca Juga:
- Direktur Olahraga AC Milan Tak Pernah Katakan Tidak untuk Ibrahimovic
- Aksi Wasit Ganteng pada Laga Persib Versus PS TNI Bikin Netizen Jatuh Cinta
Uang memang salah satu faktor, tapi mungkin bukan yang utama. Barca juga punya peran "mengalien-kan" Neymar.
Dari sisi individu dan profesional, Neymar tahu dia tidak akan menjadi yang utama di Barca selama ada Lionel Messi.
Neymar tak mau lagi menjadi demigod alias manusia setengah dewa. Ia ingin menjadi dewa, sendirian, bukan di bawah bayang-bayang La Pulga.
Ia ingin menjadi diri sendiri, bermain sesuai gaya dan keinginan sendiri, tak perlu lagi beradaptasi dengan atau karena ada pemain lain yang lebih superior.
Ia butuh tim seperti skuat Brasil di level klub, di mana dirinya adalah pusat segalanya.
Lingkungan itu jelas bukan Barca. Selama berada di Barca, Neymar hanya akan terus menjadi bayang-bayang Messi.
Pemuda berusia 25 tahun itu melihat PSG sebagai tim super yang bisa menjadi "miliknya".
Para pemain akan didatangkan spesifik untuk memenuhi dan memaksimalkan gaya permainan Neymar.
Efek Messi
Barcelona jelas akan terluka secara signifikan. Menjual Neymar bukan termasuk rencana klub, apalagi dalam waktu dekat.
Tak ada lagi Trio MSN (Messi, Neymar, Suarez), trisula lini depan yang barangkali terbaik di sepanjang sejarah klub.
Messi tentu paham kualitas Neymar. Begitu juga dengan Suarez. Malah, Neymar dan Suarez merupakan mesin pemicu keyakinan La Pulga.
Suarez sudah memperpanjang kontrak. Musim lalu, Neymar juga menambah durasi masa kerja hingga 2021.
Messi sudah memenangi segalanya bersama Barcelona.
Yang ia butuhkan mungkin bukti bahwa Barca masih ambisius. Menjaga trio lini depan terbaik mereka adalah salah satu caranya.
Setelah Neymar dan Suarez, awal musim ini Messi akhirnya bersedia memperpanjang kontrak sampai usianya 36 tahun ketika kedaluwarsa. Messi masih melihat Barca ambisius.
Kini situasinya berubah sangat cepat. Barca terlambat menyadari ancaman kepergian Neymar itu nyata.
Barca harus cepat belajar jangan sampai keteledoran yang sama terulang ke pemain bintang mereka dan itu termasuk Messi.
"Sampai jumpa teman. Sebuah kebahagiaan bisa bermain bersama beberapa tahun terakhir.
Semoga sukses dalam fase kehidupan berikutnya," tutur Messi dalam pesan perpisahan untuk Neymar di media sosial miliknya.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.789 |
Komentar