Barcelona dan Real Madrid dikabarkan berebut wingback kiri Chelsea, Marcos Alonso.
Marcos Alonso musim ini tampil ciamik bersama Chelsea.
Meski gagal membawa timnya bersaing memperebutkan gelar juara Liga Inggris, namun penampilan Alonso terbilang impresif.
Buktinya, pemain asal Spanyol itu telah mencetak tujuh gol dan tiga assist dalam 40 penampilan di semua ajang.
Alonso menjadi sosok yang tak tergantikan di posisi sayap kiri Chelsea.
Kecemerlangan Alonso itu membuat dua tim raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, kepincut.
Dilansir BolaSport.com dari Don Balon, Barcelona dan Real Madrid berebut untuk memulangkan pemain 27 tahun itu ke Spanyol.
Maklum, kedua tim sama-sama tak memiliki pemain pelapis yang sepadan di posisi bek kiri.
(Baca Juga: 2 Laga Lagi, Barcelona Bisa Pecahkan Rekor yang Telah Bertahan 38 Tahun)
Di kubu Real Madrid, Theo Hernandez tampilannya kurang memikat dan dinilai gagal menjadi pelapis Marcelo yang mulai menua.
Sementara Barcelona membutuhkan Alonso untuk memberikan istirahat kepada Jordi Alba yang lebih sering menjadi pilihan utama di posisi tersebut.
Pelapis Alba, Lucas Digne, juga gagal menunjukkan performa terbaik kala diberi kepercayaan untuk mentas.
Alonso merupakan pemain binaan akademi Madrid sejak 2009.
(Baca Juga: Ngebet Datangkan Mohamed Salah, Real Madrid Harus Penuhi 2 Syarat Ini)
Namun ia kemudian hengkang ke Inggris dan memulai petualangan bersama Bolton pada 2010.
Setelah dari Bolton Alonso mengembara ke Fiorentina, Sunderland, dan kini berlabuh di Chelsea.
Alonso juga mempunyai pengalaman buruk di ibu kota Spanyol tersebut.
Dilansir BolaSport.com dari Sportskeeda, pada 2011, Alonso ditangkap polisi karena menghilangkan nyawa seorang gadis berusia 19 tahun.
Kala itu, Alonso menjadi supir sebuah mobil yang tiba-tiba menghantam dinding dan menewaskan salah seorang penumpang.
Pada waktu ditangkap, Alonso kedapatan mengonsumsi alkohol tiga kali lipat lebih banyak dari batas maksimal yang diizinkan pemerintah Spanyol.
Karena perbuatannya itu, Alonso dituntut empat tahun penjara lalu berkurang menjadi 21 bulan hingga kemudian dinyatakan bebas karena membayar uang tebusan senilai 500 ribu euro atau setara Rp 8,4 M.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar