Pablo Machin, mantan bek kanan, sempat memperkuat klub kecil CD Numancia pada 1993-1994, tetapi langsung pensiun dini dalam usia 23 tahun karena cedera lutut.
"Saya menyadari bukan pemain terbaik, jadi saya berpikir menjadi pelatih. Saya suka memberi nasihat kepada teman setim dan menyadari lebih cocok melatih daripada bermain," katanya.
Goodnight, Sevillistas pic.twitter.com/etlG4Of3za
— Sevilla FC (@SevillaFC_ENG) October 7, 2018
Pablo Machin mulai melatih klub masa mudanya, Numancia, pada 2006 sebelum menerima kontrak di Girona pada 2014.
Saat itu, Girona masih berkutat di divisi dua, lalu meraih promosi untuk kali pertama ke La Liga Spanyol pada 2017.
Pablo Machin merangkai popularitas karena membawa tim kurcaci asal Catalonia itu menembus 10 besar klasemen pada musim debut di divisi teratas.
Hasil kerja Machin dipantau Sevilla, yang mengangkatnya menjadi pelatih musim panas lalu.
Baca juga: Satu-satunya Klub yang Lebih Buruk dari Real Madrid, 437 Menit Tanpa Gol
Sevilla pada awal musim ini langsung menuai hasil positif dari sentuhan Machin hingga bercokol di peringkat teratas klasemen berbekal 16 poin dari 8 laga.
"Saya tak melihat papan klasemen dan hanya fokus menjalani laga di depan. Kami tak menganalisis peringkat di liga sehingga tim tak mengalami vertigo," ujarnya di Football Espana.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | marca.com, Football-Espana.net |
Komentar