Dari situasi tendangan bebas, Valdo melontarkan umpan ke kotak penalti yang disambar kepala Antoine Kombouare. Gol!
Saat itu laga menunjukkan masa injury time menit keenam.
Paris pun lolos menuntaskan balas dendam dengan unggul agregat 5-4 atas Real Madrid.
Kombouare dijuluki Sang Helm Emas karena dia pula yang mencetak gol penentu kelolosan PSG di putaran sebelumnya lewat skema yang juga mirip.
Kenangan hebat seperempat abad silam itu terus digaungkan kubu Paris, termasuk oleh Ginola sang playmaker legendaris.
"Kondisi di tim kala itu dipenuhi optimisme. Kami benar-benar fokus, memutus hubungan dengan dunia luar menjelang pertandingan," katanya, dikutip BolaSport.com dari Le Parisien.
"Semalam menjelang laga, kami berkumpul di kamar Bernard Lama. Tanpa pelatih, tanpa staf," ujarnya mengenang momen itu.
(Baca Juga: Ingat Tragedi 1993 di Paris, Real Madrid Jangan Jemawa)
David Ginola, yang kini berusia 51 tahun, menyokong para juniornya di skuat PSG sekarang agar memelihara optimisme serupa guna membalikkan keadaan atas Real Madrid.
"Saya ingin para pemain Paris menyadari keberuntungan mereka. Tim punya kesempatan menciptakan sejarah indah bagi klub dan kebahagiaan bagi fans," ujar Ginola.
"Kini kami berada dalam situasi yang sama. Saya harap pemain PSG mengalami hal yang sama juga dengan kami dulu," kata eks idola Tottenham Hotspur itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | marca.com, Uefa.com, Leparisien.fr, europe1.fr |
Komentar