Pemain Barcelona, Philiippe Coutinho, mungkin akan menyesali keputusannya hengkang dari Liverpool usai mantan timnya tersebut berhasil melaju ke semifinal Liga Champions.
Liverpool berhasil menasbihkan diri sebagai semifinalis di Liga Champions usai hajar Manchester City dengan skor 2-1 pada pertandingan leg kedua perempat final di stadion Etihad, Rabu (11/04/2018) dini hari WIB.
Kemenangan tersebut memberikan keunggulan 5-1 secara agregat bagi Liverpool, karena pada leg pertama mereka mampu unggul tiga gol.
Pada partai perempat final lainnya, secara mengejutkan AS Roma mampu singkirkan tim favorit, Barcelona.
AS Roma yang telah kalah 1-4 pada leg pertama, Kamis (05/04/2018), berhasil membalas 3-0 di kandang sendiri pada Rabu (11/4/2018) dini hari.
Secara agregat, AS Roma memang imbang 4-4 dengan Barcelona, akan tetapi mereka unggul agresivitas gol tandang yang berhasil diciptakan pada leg pertama di kandang Barcelona.
(Baca Juga: Mohamed Salah Bahagia Antarkan Liverpool ke Semifinal Liga Champions)
Liverpool dan AS Roma tentu patut bersyukur dan bersuka cita terhadap kelolosan mereka.
Hal itu karena dua tim tersebut memang tak diunggulkan untuk melaju ke babak semifinal.
Di sisi lain, pemain Barcelona, Philippe Coutinho tentu terpukul dengan hasil ini.
Bagaimana tidak, Coutinho terlibat saga panjang panjang atas kepergiannya dari Liverpool pada Januari lalu.
Bahkan, ia sempat menolak bermain di awal musim karena pelatih Liverpool, Juergen Klopp menolak menjualnya.
Coutinho pun disebut-sebut ingin pindah ke Barcelona lantaran ia menganggap bahwa Blaugrana adalah tim yang lebih istimewa.
Juergen Klopp: Mohamed Salah Beri Jawaban atas Ketidakpercayaan Publik pada Liverpool https://t.co/C1SBYkY8d4
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 11, 2018
"Terkadang saya tak akan mendapatkan kesempatan lain seperti ini yakni bergabung ke Barcelona, jadi saya tak akan berpikir dua kali lagi," kata Coutinho dikutip BolaSport.com dari laman Sky Sports.
Akan tetapi kini Barcelona mungkin telah kehilangan keistimewaan, karena telah gugur di babak delapan besar Liga Champions selama tiga musim berturut-turut sejak musim 2005-2006.
Pada musim 2015-2016, Barcelona disingkirkan Atletico Madrid (2-1, 0-2), sedangkan di musim selanjutnya mereka harus mengakui keunggulan dari Juventus (0-3, 0-0).
Hal tersebut sangat kontras dengan yang dicapai Barcelona pada periode 2005 hingga 2011.
Pada saat itu Blaugrana berhasil membukukan tiga trofi Liga Champions.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | SkySports.com |
Komentar