Di luar dugaan, Italia bisa melaju sampai perempat final dan hanya tersingkir karena kalah adu penalti dari Jerman.
Skema 3-5-2 ala Conte menyajikan kesolidan dan menutupi kekurangan Italia dalam aspek teknik. Apa yang diwariskan Conte awalnya tak mau banyak diutakatik oleh Ventura.
Dalam beberapa laga awal sebagai CT (commissario tecnico) Gli Azzurri, Ventura rutin memakai 3-5-2.
"Awalnya, dengan formasi 3-5-2 yang sering dipakai Conte, mereka bermain bagus. Sejak berganti formasi, Italia menjadi biasabiasa saja," kata gelandang yang mengantar Gli Azzurri menjuarai Piala Dunia 2006, Andrea Pirlo.
Perlahan Ventura memang mulai memakai formasi favoritnya, 4- 2-4.
Semuanya tampak berjalan sesuai keinginan Ventura saat Italia berturut-turut mengandaskan Lichtenstein (4-0), Albania (2-0), dan lagi-lagi Liechtenstein (5-0).
Namun, borok formasi 4-2- 4 akhirnya terlihat ketika Italia dibantai 0-3 oleh Spanyol di Madrid, 2 September silam. Marco Verratti terlihat sangat tak nyaman bermain sebagai jangkar.
Ventura kala itu disebut bunuh diri karena menggeber skema superofensif melawan Spanyol yang dijejali banyak pemain berteknik tinggi.
La Gazzetta dello Sport sempat merilis berita bahwa kapten tim, Gianluigi Buffon, lantas melakukan pertemuan internal dengan para pemain senior lain tanpa mengundang Ventura.
Ditarik kesimpulan bahwa para senatori (pemain senior) ingin agar Ventura meninggalkan 4-2-4 dan kembali ke 3-5-2.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar