Adriano memiliki segalanya untuk menjadi pemain besar dan legendaris, tapi dia sendiri yang menghancurkannya.
Kenapa? Ini jawaban rekan setimnya di Inter Milan, Javier Zanetti yang baru diungkap pada Agustus 2017.
Menurut kesaksian Zanetti, dia melihat Adriano di kamarnya teriak histeris dan murka pada musim 2005.
Dia membanting telepon dan mulai menangis, bahkan teriakannya begitu menyayat hati.
Itu tak lain karena dia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia.
"Saya melihatnya menangis. Dia membanting telepon dan mulai teriak seolah tak percaya apa yang terjadi pada ayahnya."
"Sejak saat itu, saya dan Moratti (Presiden Inter Massimo Moratti waktu itu), merawatnya sebagai saudara dan melindunginya," kata Zanetti.
"Dia bermain dan mencetak gol demi ayahnya. Tapi, setelah telepon itu, dia langsung berubah total," tambahnya.
Link Adriano:
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar