Namun, bek yang membela Prancis saat menjadi juara di Piala Dunia 1998 itu menilai persoalan ini ada solusinya.
"Kalau saja pemain sepak bola kulit putih meninggalkan lapangan setiap ada pemain minoritas diejek, orang-orang akan dengan mudah mencari solusinya. Sepak bola adalah bisnis, pasti semua orang ingin mencari solusi tiap ada masalah," katanya melanjutkan.
(Baca Juga: Juergen Klopp Konfirmasi Kabar Transfer Pemain Seharga Rp 868,6 Miliar)
"Hanya saja, kita selalu menganggap bahwa pihak korban adalah satu-satunya yang harus bertindak," ucap Thuram lagi.
Dia pun menyayangkan sikap FIFA yang seperti masih setengah-setengah memberantas rasialisme.
Sebagai contoh, FIFA membubarkan satuan tugas temporer mereka pada September 2017.
"Tindakan FIFA memberi pesan yang salah. Mereka punya daya untuk menghentikan ini, tetapi mereka harus tetap bekerja keras," tutur Thuram.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Independent.co.uk |
Komentar