Penyerang OGC Nice ini mengungkapkan bahwa hidupnya akan lebih mudah jika ia berkulit putih.
(Baca Juga: Loris Karius di Liga Champions, Jarang Kebobolan tapi Tak Banyak Tepis Tendangan)
“Tentu saja, jika saya berkulit putih maka saya akan memiliki lebih sedikit masalah,” ujar Balotelli dikutip BolaSport.com dari Gazzetto dello Sport.
“Saya menerima begitu banyak surat dari anak-anak, yang menganggap saya sebagai contoh karena tidak pernah mundur dalam menghadapi rasisme," kata sang pemain.
"Ini memalukan, seperti memiliki pintu dibanting ke wajah Anda selama 18 tahun," ucap Balotelli menambahkan.
Penyerang 27 tahun ini juga membagi pengalaman bagaimana saat kecil tindakan diskrimanasi yang ia terima sangat menyayat hati.
“Beberapa camilan hilang dari meja saat saya bersekolah dan para guru segera mengira itu saya tanpa investigasi," ujar Mario Balotelli.
(Baca Juga: Loris Karius di Liga Champions, Jarang Kebobolan tapi Tak Banyak Tepis Tendangan)
“Namun, ada satu insiden yang tidak akan saya lupakan, air mata saya tak henti mengalir setelah itu," kata sang pemain yang dijuluki " Si Bengal" ini.
Belum lagi, diskriminasi yang didapatkan Balotelli juga terjadi saat ia berada di lingkungan sebaya.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | gazettadellosport.it |
Komentar