BOLASPORT.COM – Niac Mitra yang berasal dari Surabaya sudah tidak ada, tetapi eksistensi salah satu legendanya, Fandi Ahmad masih terasa. Kini, dua putra Fandi bersiap ke Eropa dengan bantuan Jorge Mendes, super agen dengan klien salah satunya, Cristiano Ronaldo.
Ya, Fandi Ahmad yang kini menangani timnas Singapura, negeri asalnya, memiliki dua putra dengan bakat sepertinya.
Fandi yang dianggap legenda Niac Mitra seolah menurunkan kemampuan olah bola ke putra-putranya.
Mereka adalah Irfan Fandi dan Ikhsan Fandi, keduanya berusia 20 serta 19 tahun.
(Baca Juga: VIDEO - Gol Indah Andik Vermansah yang Mengakhiri Puasanya pada Liga Super Malaysia)
Untuk Irfan, pemain bertahan yang piawai ikut menyerang ini memiliki postur bagus, 188 cm.
Saat ini, dia membela Young Lions di Singapore Premier League atau nama baru Liga Singapura dan jadi pemain muda paling menonjol.
Irfan dan Iksan akhir pekan lalu pada Sabtu (16/6/2018) bersua dengan dua orang penting di sepak bola Eropa.
(Baca Juga: Argentina Kirim Pelatih Terbanyak di Piala Dunia 2018, Tetapi Semua Nyaris Sial pada Partai Perdana)
(Baca Juga: Evan Dimas Main 58 Menit, Selangor FA Nyaris Kalah di Kandang)
Mereka adalah super agen Jorge Mendes dan Manajer Wolverhampton Wanderers, Nuno Espirito Santo.
Mendes dikenal sebagai agen dengan klien pesepak bola papan atas seperti Cristiano Ronaldo dan mampu mendatangkan 12 pemain anyar selama enam minggu pada musim panas 2016 untuk Wolverhampton.
Wolves adalah klub promosi Liga Inggris untuk musim 2018-2019.
(Baca Juga: Berhasil Cetak Gol Lagi di Thailand, Sahabat Cristiano Ronaldo Justru Dipermalukan Terens Puhiri Cs)
Duo orang asal Portugal, yang merupakan teman dari miliarder Singapura sekaligus pemilik klub Liga Spanyol, Valencia, Peter Lim, berada di Singapura untuk liburan.
Mereka menawarkan untuk membantu Irfan dan adiknya, Iksan mencoba peruntungan di Eropa dengan menjalani trial.
”Mereka hanya meminta saya untuk mempersiapkan diri dengan baik secara mental dan fisik,” kata Irfan, yang dikutip BolaSport.com dari The New Paper.
(Baca Juga: Argentina Kirim Pelatih Terbanyak di Piala Dunia 2018, Tetapi Semua Nyaris Sial pada Partai Perdana)
”Saya memiliki waktu sekitar dua minggu sebelum pergi. Selama itu, saya akan pergi untuk sesi olahraga lagi dan mendapatkan keadaan fisik yang bagus sebelum pergi.”
Pada Maret 2018, Irfan dan Ikhsan sama-sama merasakan seperti apa rasanya bermain untuk klub-klub Eropa.
Mereka menjalani trial dengan klub Liga Belanda, FC Groningen.
Klub asal Negeri Kincir Angin ini pernah dibela ayah kedua pesepak bola ini pada era 1980-an.
(Baca Juga: Striker Ini Pemegang Rekor Pencetak Gol Beruntun pada Turnamen Besar Internasional, Bukan Cristiano Ronaldo)
Fandi meninggalkan Surabaya setelah membawa Niac Mitra juara Galatama musim 1982-1983 untuk gabung FC Groningen.
Irfan mengatakan dia telah mendapatkan pelajaran penting dari kesempatan sebelumnya, yang telah membantunya menjadi pemain yang lebih baik.
”Para pemain di luar negeri jauh lebih baik secara teknis, mental, dan fisik,” ujar Irfan.
(Baca Juga: Pencetak 19 Gol di Liga Spanyol Ini Dikabarkan Buat Klub Kaya China Gigit Jari)
”Mereka memiliki tekad yang sangat kuat dan gairah untuk speak bola. Mereka mendasarkan hidup mereka pada sepakbola dan melakukan apa pun dalam latihan,” tuturnya.
Namun, Irfan Fandi merasakan kekalahan pada laga terbaru bersama timnas U-23 Singapura pada Rabu (20/6/2018) malam.
Main di Stadion Bishan, Irfan yang jadi kapten bersama skuat Young Lions kalah dua gol tanpa balas pada uji coba internasional ini.
(Baca Juga: David Laly Starter, Klub Malaysia Ini Mantap di Zona Promosi)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | tnp.sg |
Komentar