BOLASPORT.COM – Timnas Malaysia makin getol melakukan ‘aksi’ naturalisasi, tetapi masih jauh untuk bisa melaju ke putaran final Piala Dunia.
Belum waktunya buat rakyat negeri itu mengimpikan timnas Malaysia bisa lolos ke Piala Dunia meskipun skuat Harimau Malaya akan diperkuat dengan lebih banyak pemain hibrida dan naturalisasi setelah ini.
Presiden Asosiasi Pelatih Sepak Bola Malaysia, B Sathianathan menjelaskan, semua pihak harus realistis.
(Baca juga: Pemain Asing yang Dikaitkan dengan Persija Dikabarkan Segera Dinaturalisasi untuk Timnas Malaysia)
Saat ini, dia mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk memantapkan lagi Harimau Malaya dan layak ke Piala Dunia.
”Kehadiran mereka (pemain naturalisasi dan hibrida) akan membantu timnas Malaysia,” tutur Sathianathan seperti dikutip BolaSport.com dari Berita Harian.
(Baca juga: Ikuti Jejak Seniornya, Timnas U-21 Vietnam Jadi Juara dan Sempat Gunduli Malaysia)
”Tetapi, Anda perlu menyadari bahwa Anda tidak dapat bergantung sepenuhnya pada mereka, pemain lokal harus mencoba untuk meningkatkan permainan,” tuturnya.
Sathianathan pun menegaskan, pemain-pemain naturalisasi dan hibrida seperti Lee Tuck serta yang lain, tak langsung dapat terus membuat lolos Harimau Malaya ke Piala Dunia.
”Cuma dengan ada pemain naturalisasi, harapan rakyat Malaysia bisa lebih tinggi. Jadi KPI (indeks indikator kinerja utama) pun kena tinggi,” kata Sathianathan.
"Anda juga harus berpikir, berapa banyak orang bisa diambil sebagai pemain yang dinaturalisasi. Mungkin pemain naturalisasi hanya diperlukan untuk posisi tertentu, misalnya bek, gelandang, dan penyerang."
(Baca juga: Klub Liga Thailand Ini Resmi Pakai Jasa Pelatih Kelahiran Barcelona untuk 2019)
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang terbaru dilaporkan akan merekrut lebih banyak pemain naturalisasi untuk memperkuat Harimau Malaya.
Dua dari calon pemain naturalisasi itu adalah eks gelandang Kedah FA asal Kosovo, Liridon Krasniqi dan penyerang Kuala Lumpur FA kelahiran Brasil, Guilherme De Paula.
(Baca juga: Persik Kediri Buka Peluang Setelah Raih Kemenangan Pertama pada 8 Besar Liga 3 2018)
Sebelum ini, FAM sudah mengambil Mohamadou Sumareh sebagai pemain naturalisasi pertama negara dimulai tahun ini.
Kinerja pemain kelahiran Gambia itu tidak mengecewakan setelah membantu Harimau Malaya jadi finalis Piala AFF 2018.
Selain naturalisasi, pemain hibrida atau berdarah campuran juga akan memberikan lebih banyak pilihan buat pelatih skuat Harimau Malaya.
Mereka pun akan mengarungi kualifikasi Piala Dunia 2022/Piala Asia 2023 yang akan dimulai pertengahan tahun depan.
(Baca juga: PSGC Ciamis Atasi Persiba Bantul dan Satu Kaki Mereka di Liga 2 2019)
Beberapa pemain hibrida termasuk Lee Tuck, Brendan Gan, La'Vere Corbin-Ong, dan Natxo Insa menjadi antara pemain yang diharap dapat gabung timnas Malaysia.
Bagi Sathianathan, kehadiran lebih banyak pemain naturalisasi dan hibrida tetap tidak bisa lari dari kebutuhan memenuhi filosofi atau pendekatan yang mencoba diterapkan pelatih Harimau Malaya.
(Baca juga: Babak 8 Besar Liga 3 2018 - PSCS Cilacap Menang, Persatu Vs Persewar Imbang)
”Jika semua pemain terlibat dalam Harimau Malaya, maka tim akan menjadi lebih kuat,” tutur pria 60 tahun ini.
”Tetapi dengan pemain saja tidak cukup, karena mereka harus menerima cara Tan Cheng Hoe (jika dipertahankan sebagai pelatih Harimau Malaya) membesut timnas Malaysia,” ujarnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Bharian.com.my |
Komentar