Tak jarang, kisah seorang pesepak bola menyimpan cerita haru yang mewarnai perjalanan kariernya.
Karier Muhammad Arfan, gelandang timnas Indonesia, yang kini berseragam PSM Makassar ternyata dibumbui dengan kisah-kisah yang menyentuh.
Arfan ketika itu dihadirkan di depan sesi jumpa pers usai pertandingan uji coba internasional melawan Suriah di Stadion Wibawa Mukti.
Saat memberikan keterangan dalan sesi tersebut, tiba-tiba suara pemain berusia 24 tahun tersebut mengecil dan terbata-bata.
(Baca juga: Addison Alves Harus Merelakan Produktivitas Golnya demi Mengharumkan Nama Marko Simic)
"Saya berterima kasih karena dipercaya membela timnas Indonesia. Semoga di pertandingan berikutnya saya bisa lebih baik lagi," ucapnya sambil menyeka air mata.
Pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, langsung memberikan tepukan hangat di pundaknya sambil memberikan senyuman.
Di sudut lain, para awak media meresponnya dengan tepuk tangan dan teriakan penyemangat, "Semangat, Arfan!"
Muhammad Arfan menangis haru setelah mendapat kesempatan untuk menjalani debutnya bersama timnas U-23 saatmelawan Suriah, pada 16 November 2017.
Pada pertandingan tersebut, Arfan masuk menggantikan Evan Dimas pada menit ke-67.
(Baca juga: Sudah Mahir Berbahasa Indonesia, Pemain Asal Belanda Ini Semakin Berharap Dinaturalisasi?)
Berselang sembilan hari kemudian, tepatnya 25 November 2017, Arfan kembali mendapatkan kepercayaan dari Luis Milla.
Kali ini, Arfan kembali mencatatkan debutnya bersama timnas Indonesia (senior).
Ia masuk menggantikan Muhammad Hargianto di menit ke-87.
Arfan bercerita, tidak mudah bagi dirinya masuk sepak bola karena alasan ekonomi.
Menurut Arfan, orang tuanya harus bekerja keras untuk memasukkannya ke SSB.
(Baca juga: Ini 3 Masalah Penting di Balik Buruknya Performa Persib)
"Waktu itu saya bilang ke Bapak, ‘Saya mau serius main bola, Pak.’ Tapi saya terus tanya apakah ada uangnya atau tidak pada beliau. Bapak bilang, ‘Sabar dulu’," tutur Arfan menceritakan kisahnya.
"Sambil berlatih sendiri, saya sabar menunggu kabar dari Bapak. Lumayan lama, sampai berminggu-minggu," tambahnya.
Tak kunjung mendapat kabar, Arfan tak kuat menahan dan menangis.
"Saya sampai menangis karena mau masuk SSB. Melihat saya, Bapak mungkin kasihan, lalu pinjam uang dan akhirnya saya bisa masuk SSB," ungkapnya.
(Baca juga: Terdampar di Papan Bawah Klasemen, Manajemen Persib Mulai Komentari Nasib Mario Gomez)
Begitu mendapatkan kesempatan emas tersebut, ditambah kesadaran Arfan mengenai perjuangan orang tua yang telah mendaftarkannya ke SSB, Arfan tak berpikir sama sekali untuk menyia-nyiakan waktunya di SSB.
"Saya tidak mau apa yang sudah dilakukan oleh orang tua tidak sia-sia, makanya saya senang nambah porsi latihan," ujar gelandang PSM Makassar tersebut.
Sebelumnya tidak banyak orang yang mengenal sosok Arfan. Namun berkat penampilan apik dan konsistensinya di lini tengah PSM Makassar pada kompetisi Liga 1 musim 2017, bakatnya kemudian dilirik Luis Milla.
Kendati belum menjadi andalan di lini tengah skuat Garuda Muda, nama Arfan kerap masuk dalam proyeksi Luis Milla di timnas U-23 untuk Asian Games 2018.
(Baca juga: Addison Alves Harus Merelakan Produktivitas Golnya demi Mengharumkan Nama Marko Simic)
"Orang tua saya senang sekali waktu saya mendapat panggilan untuk membela timnas."
"Saya bahagia melihat senyum dan dapat pelukan dari mereka. Saya ingin terus memberikan yang terbaik di semua kesempatan," tutup Arfan.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | PSSI.org |
Komentar