Sebetulnya, Son berpeluang untuk melepaskan diri dari jeratan wajib militer pada Asian Games 2014 di mana Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara dan meraih medali emas.
Namun, saat itu Bayer Leverkusen tak membiarkan Son untuk membela timnas U-23 Korea Selatan.
(Baca Juga: Sejumlah Pemberitaan Media Negeri Jiran Sebut Timnas U-16 Indonesia Musnahkan Mimpi Malaysia)
Gagal meraih emas di Asian Games 2018 berarti bahwa Son mesti meninggalkan markas Tottenham Hotspur, White Hart Lane Stadium, dengan hidup di barak militer di mana ia harus tidur bersama 30 prajurit lainnya dalam satu ruangan.
Dengan menerima gaji 310 ribu won per bulan, atau sekitar 4 juta rupiah, Son bakal mengemban berbagai macam tugas sebagai seorang prajurit.
Misalnya, ia harus mengendarai kendaraan perang untuk berpatroli di medan berat di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.
Di samping itu, berstatus sebagai pemain senior di skuat timnas U-23 Korea Selatan, Son mengaku memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan kontribusi maksimal pada tim.
"Saat terbang menuju Indonesia, saya selalu memikirkan Asian Games," ujar Son Heung-min, dikutip BolaSport.com dari laman resmi AFC.
"Saya merasa memiliki bertanggung jawab lebih sebagai seorang pemain senior dan saya harus memberikan penampilan sebaik mungkin," tuturnya.
(Baca Juga: Tren Bolos Latihan Berlanjut, Mantan Bek Manchester City Ngambek Tak Diizinkan ke AS Roma)
Berstatus sebagai juara bertahan, timnas U-23 Korea Selatan akan bermain habis-habisan demi mempertahankan medali emas yang diperoleh pada edisi Asian Games sebelumnya.
Son yang kini telah berusia 26 tahun menjadi satu dari tiga pemain senior berusia di atas 23 tahun yang masuk dalam skuat Korea Selatan untuk Asian Games 2018.
Sementara itu, dua pemain senior lainnya ialah penjaga gawang asal Daegu FC, Jo Hyeon-woo, dan penyerang tim Gamba Osaka, Hwang Ui-jo.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar