Dengan keunggulan elemen defensifnya, Zulfiandi dianggap sebagai pendamping paling pas bagi M. Hargianto sebagai gelandang bertahan ganda.
(Baca Juga: Korea Selatan Tunjuk Pelatih Semifinalis Piala Eropa 2012 sebagai Arsitek Baru)
Penampilan memikat Zulfiandi-Hargianto dalam skema 4-2-3-1 ini bahkan sempat membuat Evan terpaksa didorong lebih ke depan saat timnas U-23 Indonesia tampil kontra Bahrain di PSSI Anniversary Cup 2018. Ketika itu, terlihat betul betapa Evan tidak nyaman memainkan posisi tersebut.
Beruntung Milla mengembalikan Evan pada posisi aslinya sebagai deep-lying playmaker di Asian Games 2018.
Ia tampil sebagai starter saat Garuda Muda menghadapi Taiwan dan Laos, yang berhasil dimenangi dengan skor telak 4-0 serta 3-0 itu.
Kekalahan timnas U-23 Indonesia saat menghadapi Palestina di laga kedua pun disebut-sebut karena Evan tak dimainkan.
(Baca Juga: Samuel Eto'o Resmi ke Liga Qatar setelah Konsultasi dengan Legenda Barcelona dan Inter Milan)
Lembaga pengelola data statistik, Labbola, mencatat eks Bhayangkara FC tersebut melepas 49 operan (43 tepat/87 persen) dan menerima 41 operan dari rekan-rekannya.
Performa lebih memikat diperlihatkan saat menghadapi Laos. Ia menjadi pemain yang paling dipercaya rekan-rekannya untuk menerima umpan.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Labbola.com |
Komentar