Evan Dimas kembali memperlihatkan peran pentingnya sebagai distributor bola utama bagi timnas U-23 Indonesia saat menang 3-0 kontra Laos di duel Grup A Asian Games 2018, Jumat (17/8/2018).
Selain keunggulan nyaman lewat gol Alberto Goncalves (14' dan 47') serta Ricky Fajrin (71'), dominasi skuat besutan Luis Milla juga terlihat dari statistik penguasaan bola serta jumlah operan.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Labbola, timnas U-23 Indonesia menorehkan penguasaan bola hingga 68 persen dengan total 666 operan.
Jumlah operan tersebut adalah yang tertinggi dalam sejarah timnas U-23 Indonesia di era Luis Milla.
(Baca Juga: Rezaldi Hehanussa Jadi Raja Operan Timnas U-23 Indonesia Sepanjang 2018)
(Baca Juga: Timnas U-23 Indonesia Cetak Rekor Baru dalam Kemenangan atas Laos)
Terlepas dari itu, pertandingan melawan Laos menegaskan peran krusial Evan Dimas dalam strategi racikan Milla. Pemain kelahiran 13 Maret 1995 ini mengalami masa sulit bersama timnas pada 2018.
Selain polemik kepindahannya ke Selangor FA, yang sempat ditentang oleh Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI dan sempat diancam dicoret dari timnas, status Evan di tim reguler mulai dipertanyakan.
Adalah kemunculan Zulfiandi yang menjadi salah satu penyebabnya. Mantan rekan Evan ketika membawa timnas U-19 Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 lima tahun silam ini dinilai menghadirkan keseimbangan yang lebih baik di lini tengah timnas U-23 Indonesia.
Dengan keunggulan elemen defensifnya, Zulfiandi dianggap sebagai pendamping paling pas bagi M. Hargianto sebagai gelandang bertahan ganda.
(Baca Juga: Korea Selatan Tunjuk Pelatih Semifinalis Piala Eropa 2012 sebagai Arsitek Baru)
Penampilan memikat Zulfiandi-Hargianto dalam skema 4-2-3-1 ini bahkan sempat membuat Evan terpaksa didorong lebih ke depan saat timnas U-23 Indonesia tampil kontra Bahrain di PSSI Anniversary Cup 2018. Ketika itu, terlihat betul betapa Evan tidak nyaman memainkan posisi tersebut.
Beruntung Milla mengembalikan Evan pada posisi aslinya sebagai deep-lying playmaker di Asian Games 2018.
Ia tampil sebagai starter saat Garuda Muda menghadapi Taiwan dan Laos, yang berhasil dimenangi dengan skor telak 4-0 serta 3-0 itu.
Kekalahan timnas U-23 Indonesia saat menghadapi Palestina di laga kedua pun disebut-sebut karena Evan tak dimainkan.
(Baca Juga: Samuel Eto'o Resmi ke Liga Qatar setelah Konsultasi dengan Legenda Barcelona dan Inter Milan)
Lembaga pengelola data statistik, Labbola, mencatat eks Bhayangkara FC tersebut melepas 49 operan (43 tepat/87 persen) dan menerima 41 operan dari rekan-rekannya.
Performa lebih memikat diperlihatkan saat menghadapi Laos. Ia menjadi pemain yang paling dipercaya rekan-rekannya untuk menerima umpan.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Labbola, Evan menerima total 72 operan alias terbanyak di antara seluruh pemain pada pertandingan tersebut.
Pemain berusia 23 tahun ini juga membukukan 78 successful passes, juga merupakan angka tertinggi dalam laga di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, itu.
BREAKING NEWS - Tim Pelajar U-16 Indonesia Juara Gothia Cup China 2018 https://t.co/LJ36Lc3ziv
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 18 Agustus 2018
(Baca Juga: Jepang Bawa 5 Pemain Kampus ke Asian Games 2018, Ini 7 Negara Tanpa Pilar Senior di Cabang Sepak Bola)
Jangan lupa betapa Evan juga menciptakan empat peluang bagi rekan-rekannya dalam laga melawan Laos serta melepas 3 tembakan (1 on target).
Hebatnya, Evan juga bisa menjawab tantangan Milla, yang menginginkan gelandangnya bisa menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
Saat menghadapi Taiwan, Evan mencatatkan 4 tekel (3 sukses) serta masing-masing sebiji interception dan clearance.
Aksi defensifnya melawan Laos juga tak kalah istimewa, yakni 6 tekel (5 sukses) plus sekali mencegat bola operan lawan.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Labbola.com |
Komentar