Sebagian besar dari 134 nama itu bahkan mampu bersaing untuk memperebutkan posisi inti di klubnya.
Walhasil, pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, mengaku mudah mendapatkan nama-nama U-23 untuk diproyeksikan masuk skuatnya.
"Saya rasa inilah manfaatnya sebuah kompetisi. Dukungan luar biasa dari Go-jek Liga 1 yang memberikan kepercayaan kepada pemain-pemain di bawah 23 tahun. Semoga pemain-pemain muda ini terus dipercaya oleh klubnya masing-masing," tutur Endri Erawan, Manajer timnas U-23 Indonesia.
(Baca juga: Pengalaman 2013 Milik Luis Milla Jadi Bahan untuk Timnas U-23 Indonesia saat Bersua UEA)
Bahkan tak hanya untuk timnas U-23, Go-Jek Liga 1 pun menyuplai pemainnya di negara lainnya, seperti Rohit Chand (Persija) untuk Nepal.
Hal itu menunjukkan bahwa kualitas Go-Jek Liga 1 dipercaya sebagai ajang yang kompetitif bagi negara lain.
Lebih dari itu, sebenarnya Go-Jek Liga 1 pun mampu menjadi sumber pemain bagi Tim Merah Putih di usia yang lebih muda, seperti timnas U-19.
Calon pemain masa depan Indonesia itu diberikan wadah untuk mengembangkan diri di level elite.
Total ada 16 dari 23 pemain yang menjadi bagian dari skuat Indra Sjafri di Piala AFF U-19 2018.
"Saya rasa klub-klub Indonesia memang harus memberikan kepercayaan kepada pemain muda jika memang dia layak untuk tampil. Jika pemain muda diberikan kepercayaan, mereka akan tampil sungguh-sungguh dan tak ingin mengecewakan klub. Tentu kami sebagai pemain bersyukur kompetisi Indonesia bisa menjadi wadah untuk pemain muda berkembang," kata Hansamu Yama, kapten timnas U-23.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | PT LIB |
Komentar