Dari agama misalnya, 48,5 persen beragama Hindu, 32,7 persen Kristen, dan 17,3 persen beragama Islam.
Kerusuhan ini pula yang mengakibatkan liga luar seperti Liga Inggris kini makin merajai pasar sepak bola di Mauritius.
Setelah kerusuhan tersebut, pemerintah melarang aktivitas sepak bola selama 18 bulan, kecuali untuk tim nasional.
Founded in the year 2000 Pamplemousses SC win their 4th Mauritius Premier League title, in their 17 year old history. pic.twitter.com/B6t3CO0F98
— African Soccer Updates (@Africansoccerup) June 19, 2017
(Baca juga: Pep Guardiola Akan Bajak Target Transfer Barcelona)
Liga Mauritius berbenah, contohnya seperti mengubah nama klub: Fire Brigade SC menjadi Pamplemousses SC dan Scouts Club menjadi Port Louis SC untuk mengubah wajah sepak bola mereka.
Kini klub didirikan atas asal daerah, bukan lagi untuk jadi representasi agama maupun etnis.
Meski hal ini membuat kerusuhan bisa ditekan, akan tetapi hal itu juga sekaligus menghilangkan sejarah rivalitas yang membuat fan enggan menonton sepak bola lokal.
Di sana, stadion kebanyakan berkapasitas tak sampai 5.000 penonton. Hanya Stadion Anjalay yang memiliki kapasitas 18 ribu orang.
Tim nasional kebanyakan memainkan laga di Stade George V dengan kapasitas 6.200 penonton dengan Stadion Anjalay hanya untuk laga-laga penting saja.
Tim nasional Mauritius memiliki julukan Club M atau Les Dodos dan tak begitu sukses di kancah internasional.
Mereka hanya juara dua kali di Indian Ocean Games (1985 dan 2003) dan lolos ke Piala Afrika satu kali pada 1974.
Peringkat FIFA tertinggi mereka adalah 112 pada Desember 1992 dan terendah yaitu 203 pada November 2012.
Kini berperingkat 155 FIFA, Mauritius mengenakan warna merah sebagai kostum utama dan putih sebagai seragam tandang.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | bbc.co.uk |
Komentar